27 Oct 2010
Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara (Persero) Teguh Wahyudi dan Direktur PPKS
Witjaksana Darmosangkoro meresmikan perpustakaan kelapa sawit terbesar nasional di Medan, Selasa (26/10). PPKS merupakan lembaga riset kelapa sawit tertua nasional yang juga produsen benih unggul terbesar nasional.
Sejumlah tokoh perkelapasawitan hadir dalam acara sederhana ini. Di antara mereka
tampak Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit
Koleksi buku perpustakaan PPKS terbilang lengkap dan sepertiga di antaranya memuat catatan sejarah kelapa sawit di nusantara sejak akhir abad 19. Oleh karena itu, PPKS optimistis fasilitas tersebut dapat mendukung perkembangan riset perkelapasawitan nasional.
Teguh mengatakan, PPKS dapat melengkapi terobosan positif tersebut dengan mengaitkan sistem informasi ke situs perpustakaan atau pusat riset internasional. Hal ini akan memudahkan peneliti memperoleh bahan acuan ilmiah berkait penelitian mereka.
"Jadi upaya sederhana (merenovasi perpustakaan) ini benar-benar bermanfaat bagi tujuan yang lebih besar. Oleh karena itu, sinergi dengan lembaga penelitian lain juga penting demi efisiensi dan efektivitas riset," ujar Teguh.
Sejak tahun 2007
Namun, penelitian dan pengembangan perkelapasawitan nasional masih tertinggal dari
penelitian mendorong industri hilir untuk meningkatkan penciptaan nilai tambah CPO.
Dari 7,9 juta hektar perkebunan kelapa sawit, areal yang tertanam baru 5 juta hektar. Produktivitas tanaman kelapa sawit nasional, terutama perkebunan rakyat seluas 3,2 juta hektar, masih rendah.
Perkebunan rakyat baru mampu memproduksi 10-13 ton tandan buah segar (TBS) kelapa sawit per hektar per tahun, akibat pupuk yang mahal. Sementara perkebunan swasta dengan manajemen baik dapat mencapai produktivitas 25 ton TBS per hektar per tahun.
Menurut Witjaksana, perpustakaan PPKS memang ditujukan untuk mendukung perkembangan industri kelapa sawit nasional. Untuk itu, semua pemangku kepentingan dapat menjadi anggota untuk memanfaatkan kekayaan intelektual perpustakaan tersebut.
Perpustakaan menempati gedung berlantai dua di sayap kanan kompleks PPKS di Jalan Brigjen Katamso,
Koleksi langka yang memuat nilai sejarah membuat pengelola meningkatkan pengawasan dengan memakai kamera pengintai. Pengelola juga menyediakan jaringan internet bagi pengunjung yang ingin mencari bahan penelitian sesuai kebutuhan.
Kepala Urusan Kerja Sama dan Dukungan Penelitian PPKS Yohannes Samosir menjelaskan, perpustakaan tersebut direncanakan menjadi acuan pencarian bahan riset oleh pemangku kepentingan. Pengelola juga akan membuat kajian ilmiah berkait isu kelapa sawit terbaru untuk dipasok kepada anggota perpustakaan yang membutuhkan.
"Kami ingin menciptakan pusat informasi perkelapasawitan yang bisa memenuhi kebutuhan banyak orang. Secara bertahap langkah menuju ke
Oleh : Teguh Wahyudi (PT Riset Perkebunan Nusantara)
© Inacom. All Rights Reserved.