22 Jul 2005
Industri teh menghadapi situasi kurang kondusif akibat ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan serta jatuhnya harga teh yang berimbas pada menurunnya operasi produsen teh, baik pengusaha kecil maupun perkebunan besar. Demikian diungkapkan Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriyantono dalam Konferensi Inter-Governmental Group on Tea (IGG-on-Tea) ke-16 di Nusa Dua,
Situasi tersebut kata Mentan, diperparah oleh isu-isu baru yang muncul dalam bentuk nontarif, seperti ketentuan minimum residual limit (MLR), dan kandungan pestisida, serta kemitraan etikal.
Masalah yang sama juga dibahas dalam International Tea Business Conference (ITBC) yang diselenggarakan di tempat yang sama, 18-19 Juli lalu. Menurut Ketua Asosiasi Teh
Produksi teh dunia pada 2004 yang mencapai 3,2 juta ton, kata Malik, menunjukkan peningkatan 2 % dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor teh global juga meningkat 4,5 % dengan pasokan sebesar 1,47 juta ton. Oleh karena itu, konferensi yang dihadiri 126 peserta dari 17 negara tersebut merekomendasikan negara produsen agar mendorong peningkatan konsumsi dalam negeri, selain menggarap pasar potensial baru dengan strategi pemasaran tepat guna.
ITBC juga mendesak ditemukannya mekanisme untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan nilai terhadap suplai berlebihan melalui peningkatan nilai produktivitas, kemampuan usaha-usaha kecil, dan mutu produk.
Menyangkut kondisi industri teh di
Sumber : www.agroindonesia.com
22 Juli 2005
© Inacom. All Rights Reserved.