17 Jul 2006
Kedua delegasi (Malaysia-Indonesia) saling memberikan masukan khususnya mengenai minyak sawit dan kakao untuk dibahas dan dimatangkan lebih lanjut.
Pertemuan di Medan yang berlangsung pada 14 Juli hingga-18 Juli 2006 bakal melahirkan kesepakatan bersama antara Malaysia dan Indonesia di bidang kelapa sawit dan kakao.
Sub working group of palm oil, misalnya, sudah merancang kampanye bersama untuk mengkounter kampanye negatif mengenai minyak sawit di pasar internasional. Demikian juga pengembangan biodiesel dan biofuel, serta riset dan pengembangan bersama di bidang minyak kelapa sawit akan dikerjasamakan oleh kedua negara.
Delegasi Indonesia berupaya keras untuk mengusulkan agenda penting berupa dialog terbuka dengan lembaga-lembaga sosial masya-rakat (LSM) internasional, sehingga masa depan kelapa sawit tidak menjadi sasaran tudingan merusak lingkungan.
"Ini baru tahap usulan-usulan dari kedua delegasi [Malaysia-Indonesia] untuk dimatangkan. Baru 18 Juli konsep kerja sama kedua negara dapat diperlihatkan," ujar Ketua Harian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Derom Bangun kepada Bisnis di Medan, akhir pe-kan lalu.
Menurut dia, ke depan tantangan minyak sawit di pasar global bakal meningkat karena persaingan dengan minyak nabati lain semakin ketat. Bagaimanapun, lanjutnya, sejumlah LSM internasional tetap berupaya mengkampanyekan hal negatif mengenai kelapa sawit.
Produsen sawit
Sementara itu, ditempat sama Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsjad mengatakan kedua produsen kelapa sawit terbesar di dunia itu sudah sepatutnya menyatukan langkah untuk melawan kampanye negatif minyak sawit.
"Negara-negara produsen minyak nabati lain di luar minyak sawit, tidak senang melihat pertumbuhan permintaan minyak sawit yang makin beragam. Mereka melakukan kampanye negatif yang bisa merusak pasar minyak sawit di pasar global," tuturnya.
Dia mengatakan semakin meningkatnya permintaan minyak sawit untuk digunakan sebagai bahan baku biodiesel, bakal mendongkrak permintaan minyak sawit di pasar internasional. Kalau Indonesia dan Malaysia tidak bersatu sejak sekarang, tuturnya, pasar besar itu bakal direbut minyak nabati lain.
Jadi, kata dia, selain kerja sama untuk melakukan kampanye minyak sawit, Malaysia dan Indonesia harus bersatu padu melakukan pengembangan biodiesel dengan menggunakan bahan baku minyak sawit.
Meningkatnya harga ba-han bakar minyak (BBM) di pasar internasional, lanjutnya, membuat peran biodiesel semakin penting di dunia internasional.
© Inacom. All Rights Reserved.