Pemerintah Tekan Stok Utang Hingga 39% Total APBN
Pemerintah terus berupaya menekan stok utang sehingga mendekati 30-39% dari total APBN pada 2009. Ini merupakan posisi aman yang dijalankan kebanyakan negara berkembang. `Baik utang pemerintah langsung baik dari dalam atau luar negeri yang terkait kontrak dengan para kreditur,` kata Menko Perekonomian Boediono usai sidang kabinet paripurna tentang Pematangan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2007 dan Kebijakan Pengelolaan Utang di kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (8/5/2006).
Menurut Boediono upaya penekanan stok utang sudah dilakukan dengan beberapa cara. Seperti refinancing utang dan menerbitkan SUN (surat utang negara) agar mendapatkan pembiayaan yang lebih murah.
`Satu hal, untuk mencapai tujuan itu akan dibentuk unit khusus pengelolaan utang di Depkeu,` tambahnya.
Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menambahkan, pada dasarnya pemerintah tetap mengacu para target RPJM 2004-2009 yang menyebut stok utang pemerintah dalam APBN sedikitnya 31,8%. Sementara posisi saat ini mencapai 48,5%.
Namun dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS belakangan ini, membuat jumlah stok utang berkurang setelah dikonversi ke rupiah.
`Hitung-hitungan sementara sejauh ini sekitar 40%. Diharapkan dengan penguatan kurs rupiah membuat pengurangan stok utang semakin baik,` ujar Paskah.
Makroekonomi 2007
Lebih lanjut Boediono menyatakan, bahwa Di dalam RKT 2007 ada sejumlah perubahan asumsi makroekonomi. Seperti tingkat pertumbuhan ekonomi nasional 6,4% sebagai landasan perhitungan RAPBN 2007 dan Tingkat inflasi year on year sebesar 6% dan rata-rata inflasi tiap bulan 6,35%.
Sementara asumsi nilai tukar rupiah ditetapkan Rp 9.200 per dolar AS atau lebih rendah dari sebelumnya yang Rp 9.700. Tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI) per tiga bulanan 8,5%. Untuk harga minyak mentah ditetapkan US$58 per barel.
`Dengan demikian diperkirakan defisit 0,5% sampai 0,7% dari Produk Domestik Bruto,` paparnya.
Sumber: detik.com