KPBN News

PT Kertas Leces tunggu kepastian pasokan ampas tebu

PT Kertas Leces diketahui tengah menunggu kepastian pasokan bahan baku ampas tebu (bagasse) dari PTPN X, PTPN XI, dan PT RNI untuk operasional perusahaan yang kini produksinya turun.
Sedangkan dari hasil pertemuan tiga BUMN itu di Surabaya pada 30 Juni lalu diketahui PTPN dan PT RNI masih membahas angka pasti suplai ampas tebu yang akan diberikan ke Leces.

Dengan begitu, ketiganya belum dapat menandatangani nota kesepahaman yang dibuat pada 26 Juli lalu yang menyebutkan PTPN dan PT RNI siap memasok ampas tebu ke Leces sebanyak 113.800 ton, dengan perincian PTPN X 41.752 ton, PTPN XI 42.638 ton, dan PT RNI 29.410.

Asisten Deputi Urusan Kehutanan Bidang Industri Agro Kementerian BUMN Ageng Purboyo menyatakan pihaknya kini tengah berusaha untuk mensinergikan PTPN dan Leces agar tetap saling memasok kebutuhan bahan baku, sehingga Leces dapat diselamatkan.


Produksi tebu & ampas tebu tiga BUMN (ton)

Nama BUMN Produksi tebu giling Produksi ampas tebu Pemakaian ampas tebu Sisa
PTPN X 5,90 juta 1,77 juta 1,73 juta 35.456
PTPN XI 6,02 juta 1,81 juta 1,77 juta 42.638
PT RNI 4,17 juta 1,25 juta 1,22 juta 25.051

Sumber: Kementerian BUMN


Namun, menurut dia, Kementerian BUMN menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing dirut untuk menyepakati jumlah pasokan ampas tebu yang akan diberikan ke Leces melalui pendekatan business to business (B to B).

`Kami meminta mereka bersinergi antara yang butuh bagasse dan yang mau memberi. Tapi semuanya harus beritikad untuk menyelamatkan Leces,` katanya kepada Bisnis di ruang kerjanya, kemarin.

Menurut dia, pembicaraan terakhir antara ketiga BUMN tersebut telah sampai pada perhitungan konkret jumlah pasokan ampas tebu yang akan diberikan ke Leces dan sistem kerja sama yang akan dilakukan. `Tapi setelah pertemuan 30 Juli lalu, mereka belum menyerahkan laporannya ke kami,` ujarnya.

Ageng menambahkan permasalahan yang menimpa Leces sebenarnya bukan hanya disebabkan berhentinya pasokan bahan baku ampas tebu sejak 2005 yang selama ini disuplai dari PTPN dan PT RNI.

Namun, lebih disebabkan pada berkurangnya suplai bahan bakar gas yang akan digunakan untuk mengoperasikan mesin pembuatan kertas koran. `Akibat bahan bakar ini berkurang, pada 2005 Leces menurunkan produksi hingga 60%. Waktu itu kebutuhan bagasse kecil,` paparnya.

Tetapi, menurut dia, untuk keberlanjutan Leces dalam jangka pendek pihak manajemen sangat membutuhkan pasokan ampas tebu, terutama untuk menyelamatkan sekitar 3.000 orang tenaga kerja di sana.

Karena itu, lanjutnya, pihaknya akan mengusahakan realisasi pemberian pasokan bagasse dari PTPN dan PT RNI sebanyak 113.800 ton pada tahap awal untuk keberlanjutan produksi BUMN ini. `Itu tidak langsung 113.800 ton, tapi bertahap. Terutama untuk jangka pendek ini.`

Sementara itu, berdasarkan data di Kementerian BUMN yang diperoleh Bisnis, hampir 98% produksi ampas tebu PTPN dan PT RNI digunakan untuk kepentingan internal perusahaan, terutama sebagai bahan bakar alternatif untuk memproduksi gula.

Dari hasil panen tebu giling, PTPN X setiap tahunnya tercatat mampu menghasilkan 1,78 juta ton ampas tebu, sekitar 1,73 juta ton digunakan untuk pemakaian sendiri, sisanya (35.456 ton).
Sumber: Bisnis Indonesia