Penguatan Harga Karet di Awal Pekan Memanfaatkan Momentum Kebijakan Terbaru dari PBoC dan Membaiknya Data NFP
Market Analisis PT. KPBN - Pada perdagangan di bursa komoditas Sicom dan Tocom pagi ini (11/05) harga karet sedang terpantau mengalami penguatan, melanjutkan pada sesi perdagangan akhir pekan kemarin yang ditutup menguat terbatas.
Harga karet berjangka di bursa Jepang pada perdagangan akhir pekan lalu meningkat di tengah dukungan melemahnya nilai tukar yen terhadap dollar AS. Meskipun demikian kontrak-kontrak selain kontrak paling aktif masih mengalami penurunan akibat lesunya harga minyak mentah. Lesunya harga minyak terkait berdasarkan data EIA hari Rabu lalu (06/05) walaupun jumlah persediaan minyak mentah menurun, namun stok akhir disana masih cukup tinggi dinilai oleh para pelaku pasar. Sedangkan disaat bersamaan yen kembali melemah akibat menguatnya dollar terkait ekspektasi membaiknya data NFP AS bulan lalu.
Pada sesi perdagangan overnight bursa Tocom di akhir pekan lalu ternyata cukup marak sentiment positif yang berkembang diantaranya berasal dari data NFP (Nonfarm payrolls) AS yang menghasilkan jumlah lapangan pekerjaan di AS bertambah pada bulan April lalu menyusul penurunan yang lebih besar dari estimasi pada bulan sebelumnya, ini merupakan sinyal bahwa beberapa perusahaan di AS optimis terkait perekonomian AS akan kembali bertumbuh setelah hampir stagnan di awal tahun ini. Sedangkan untuk Tingkat pengangguran turun menjadi 5.4% pada bulan April lalu. Kenaikan sejumlah 223,000 pada tingkat pekerjaan menyusul kenaikan sebanyak 85,000 di bulan Maret lalu yang merupakan kenaikan terkecil sejak Juni 2012, menurut data Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat (08/05) di Washington. Kemudian untuk Tingkat pengangguran turun ke level terendah sejak Mei 2008 seiring lebih banyak warga Amerika memasuki usia kerja dan mendapatkan pekerjaan. Pasca rilis data NFP ini bursa Wallstreet AS langsung mengalami penguatan diiringi kenaikan indeks mata uang dollar.
Kemudian di akhir sesi perdagangan, harga minyak mentah WTI kembali terpantau menguat pada hari Jumat (08/05) setelah perusahaan Baker Hughes melaporkan jumlah rig yang beroperasi di AS berkurang dalam 22 pekan beruntun. Penguatan pada hari Jumat tersebut membuat minyak berhasil mencatat kenaikan dalam delapan pekan beruntun. Jumlah rig yang beroperasi dilaporkan berkurang sebanyak 11 pada pekan lalu, menjadi total 668, dengan perbandingan di tahun lalu sebanyak 1.528 rig yang beroperasi. Data pada hari Jumat juga menunjukkan impor minyak mentah dari China menyentuh rekor pada bulan April, meski demikian para trader berhati-hati karena dengan rendahnya harga minyak bisa jadi besarnya impor ditujukan untuk penimbunan.
Pada hari Sabtu lalu (09/05) ternyata China merilis data inflasi terakhir mereka di bulan April yang ternyata masih cukup stagnan dimana, Indeks harga konsumen (Inflasi) China di bulan April mencatat kenaikan yang masih jauh dari target. Seperti diketahui hingga kini China masih berjuang untuk mencapai target inflasi sebesar 3% yang dipatok pada tahun 2015 ini. Sayang, hingga saat ini hal tersebut terlihat masih sulit untuk terpenuhi. Kondisi ini cukup menekan bank sentral China (PBoC) untuk menambah paket stimulus moneter longgar untuk memacu kenaikan permintaan domestik. Seperti yang telah dirilis pada (10/05), inflasi China di bulan April lalu hanya mencatat kenaikan sebesar 1,5% dari tahun sebelumnya dimana pada bulan sebelumnya inflasi tercatat sebesar 1,4% (yoy), dibawah estimasi para analis di level 1.6%. Sementara itu, sejalan dengan laju inflasi yang cenderung stagnan, Indeks harga produsen (IHP) yang merupakan komponen pembentuk inflasi justru tercatat turun 4,6%, dimana kontraksi pada IHP ini kian memperpanjang rekor penurunannya.
Dengan terus melambatnya perekonomian China yang tercermin dari data inflasi terakhir, membuat People's Bank of China (PBoC) kembali menurunkan suku bunga acuan pada hari Minggu (10/05) kemarin, dan mulai efektif berlaku mulai hari ini (11/05). PBoC telah menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali sejak bulan November untuk memacu perekonomian yang turun ke level terendah sejak krisis finansial global. Ekonomi China sendiri diproyeksikan tumbuh 7% sepanjang tahun ini, proyeksi tersebut merupakan yang terendah dalam 25 tahun terakhir. PBoC menurunkan suku bunga pinjaman serta deposito satu tahun masing-masing sebesar 25 basis poin, menjadi 5,1% dan 2,25%. PBoC mengatakan langkah tersebut akan membantu pertumbuhan ekonomi yang sehat. Selain menurunkan suku bunga, PBoC juga memberikan fleksibilitas lebih besar kepada bank umum untuk memberikan suku bunga deposito satu tahun dengan batas maksimal 3,375%. Namun demikian, Bank sentral China memupuskan harapan banyak pelaku pasar akan stimulus tambahan agresif seperti pelonggaran kuantitatif (QE) walau mengalami perlambatan perekonomian di kuartal pertama. People's Bank of China (PBoC) menyatakan dalam laporan kebijakan moneter kuartal pertamanya bahwa tingginya level utang menyulitkan pemerintahan Beijing menstimulasi pereknomian. Kondisi likuiditas domestik juga terkena dampak penguatan Dollar AS yang mengurangi membuat banyak modal keluar dari China. Namun lebih lanjut, PBoC tetap komitmen terhadap langkahnya untuk melanjutkan kebijakan moneter yang hati-hati dengan mempertahankan level likuiditas yang layak dan menjaga stabilitas pertumbuhan kredit. PBoC juga menyatakan pertumbuhan kuartal pertama China masih berada dalam rentang yang layak dan tingkat inflasi kemungkinan masih akan berada di level rendah.
Untuk pergerakan harga karet alam pagi ini masih mencoba memanfaatkan momentum kebijakan stimulus terbaru yang rilis hari minggu kemarin (10/05), ditambah lagi dari sisi persediaan stok karet alam yang terpantau di bursa SHFE ternyata mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 5.8% di level 127.178 ton atau turun sebanyak 7,902 ton dari minggu sebelumnya yang terpantau di angka 135.080 ton. Berdasarkan data stok terakhir ini kembali memberikan support tambahan bagi harga karet untuk terus menguat. Dengan demikian, Analis PT.KPBN memperkirakan bahwa pergerakan harga karet pada perdagangan hari ini akan berupaya tetap berada di zona hijau memanfaatkan sentiment tingginya penutupan harga minyak di akhir pekan dan nilai tukar Yen yang sedang melemah terkait dollar yang menguat akibat membaiknya data NFP. Disamping itu market juga disupport oleh kebijakan stimulus terbaru yang dilakukan PBoC untuk memacu tingkat perekonomian mereka disana. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan akan terjadi retreat di peralihan sesi bursa Tocom akibat kondisi tehnikal overbought yang terjadi di bursa. Untuk perdagangan hari ini harga karet Tocom kontrak bulan Juni 2015 diperkirakan akan menemui resistance di posisi 218.00 yen. Resistance selanjutnya ada di 221.00 yen. Sementara itu harga akan menemui support di posisi 214.00 yen dan selanjutnya di 211.00 yen. Sedangkan untuk harga karet di bursa Sicom untuk jenis RSS_3 hari ini kemungkinan akan bergerak ranging antara 180.00-185.00 USCts/kg, lalu untuk jenis TSR_20 berada di range harga 150.00-154.00 USCts/kg.
Senior Market Analis : Andrial.S / AIP /PT.KPBN
Editor : Neo / AIP / PT.KPBN