Demo ke Jakarta, Petani Tebu Minta Gula Dihargai Rp 11.000/Kg
Jakarta - Ribuan petani dari berbagai daerah hari ini berunjuk rasa ke Istana Negara, Jakarta Pusat. Mereka berharap pemerintah membantu kenaikan harga gula di petani, lantaran harga komoditas gula lokal jatuh pada saat panen raya tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen, mengungkapkan saat ini harga gula dalam lelang dipatok Rp 9.700/kg. Harga tersebut menurutnya jauh dari biaya pokok produksi petani yang berkisar Rp 10.600/kg.
`Kita ingin harga beli gula di petani itu jangan Rp 9.700/kg, itu rugi kita, di bawah biaya produksi BPP (biaya pokok produksi) Rp. 10.600/kg. Idealnya petani tidak rugi Rp 11.000/kg. Silakan pemerintah mau jual sesuai HET (harga eceran tertinggi) Rp 12.500, kan masih ada margin Rp 1.500/kg,` ujar Soemitro ditemui di Monas, Senin (28/8/2017).
Diungkapkannya, meski ada kenaikan harga gula hingga Rp 14.000/kg sekalipun, tak banyak merugikan konsumen. Lantaran konsumsi gula tak sebesar kebutuhan bahan pangan lainnya, konsumsi per kapitanya pun terbilang sedikit. Namun menurutnya, membaiknya harga gula akan sangat membantu petani.
`Katakanlah satu keluarga 5 orang, itu beli gula satu bulan paling habis 4 kg. Kalau harga gula naik Rp 2.000/kg, satu keluarga sebulan hanya keluar tambahan Rp 8.000. Kecil sekali pengeluaran segitu sebulan dibandingkan dengan bayar parkir. Padahal itu sangat membantu petani. Harga gula dua tahun lalu Rp 18.000/kg juga tidak ada yang komplain, karena masih wajar. Tapi cabai naik semua komplain,` ucapnya.
Menurut dia, akibat kondisi harga yang rendah ini, membuat gula petani belum juga laku. Di sisi lain, masih banyak rembesan dari gula rafinasi impor di pasaran yang membuat harga gula semakin tertekan.
`Gula kita sampai sekarang enggak laku. Itu gula yang keluar dari pabrik gula dari Juni, sudah 2 bulan belum laku, karena cuma ditawar Rp 9.700/kg. Rafinasi di pasaran banyak sekali, kalau itu dibiarkan petani tebu enggan tanam lagi, jangka panjangnya akan semakin tergantung impor,` kata Soemitro.
Dia menuturkan, aksi demo ini dilakukan ribuan petani karena sudah tak tahan dengan kondisi saat ini. Menggunakan bus, para petani tebu ini berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Sumber : Finance.detik.com