Berita Terbaru

27 Nov 2017

BPDPKS Teken Perjanjian Pembiayaan Biodiesel 1,4 Juta KL

BPDPKS Teken Perjanjian Pembiayaan Biodiesel 1,4 Juta KL
JAKARTA - Badan pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) meneken perjanjian pembiayaan pengadaan biodiesel untuk pasokan sebesar 1.4 juta kiloliter (KL) periode November 2017-April 2018.
 

Dana yang dikucurkan diperkirakan mencapai Rp 5,7 triliun. Direktur Utama BPDPKS Dono Boestami mengatakan, perjanjian pembiayaan ini merupakan komitmen pemerintah untuk mendukung industri sawit yang berkelanjutan sekaligus mendorong peningkatan diversifikasi energi. Perjanjian ini diteken pihaknya dengan 20 badan usaha yang telah ditunjuk untuk menyedian biodiesel.
 
"Kami mengumumkan bahwa perjanjian pembiayaan bahan bakar nabati jenis biodiesel antara BPDPKS dengan produsen biodiesel telah ditandatangani," kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (24/11).
 
Pembiayaan ini untuk pengadaan biodiesel periode November 2017 sampai April 2018 dengan volume 1,4 iuta kiloliter. Pasokan biodiesel ini untuk menyuplai kebutuhan PT Pertamina (Persero) 1.38 juta KI dan PT AKR Corporindo 24 ribu KL. Besaran volume tersebut ditetapkan berdasarkan proyeksi kebutuhan solar pada periode tersebut. Yakni untuk sektor transportasi dan kelistrikan.
 
Dono menjelaskan, pada Januari-Oktober lalu Insentif dana biodiesel yang diberikan pihaknya sebesar Rp 4.054 per liter. Dengan asumsi insentif yang diberikan sama untuk periode November 2017 hingga April 2018, maka total kebutuhan dana untuk pembiayaan pengadaan biodiesel diperkirakan mencapai Rp 5,7 triliun.
 
Berdasarkan keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 3756/K/ 10 /MEM / 2017, secara keseluruhan terdapat 20 produsen atau badan usaha yang bertugas menyalurkan biodiesel. Dana dari BPDP KS akan mengalir ke 20 badan usaha ini, yakni, PT Batara Elok Semesta Terpadu, PT Bayas Biofuels, PT Cemerlang Energi Perkasa. PT Ciliandra Perkasa, PT Dabi Biotuels, PT Darmex Biofuels, PT Energi Baharu Lestari, PT Intibenua Perkasatama, PT Multi Nabati Sulawesi, PT Pelita Agung Agriindustri. PT Permata Hiiau Palm Oleo, PT Sukajadi Sawit Mekar, PT Kutai Refinery Nusantara, PT LDC Indonesia, PT Musim Mas, PT Sinarmas Bio Energy, PT SMART Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, serta PT Wilmar Nabati Indonesia.
 
Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Edi Wibowo menuturkan, besaran insentif biodiesel yang dikucurkan naik setiap tahunnya. Pada 2016 biodiesel yang disalurkan tercatat sebesar 2,49 juta KL atau 98% dari target 2,53 juta KL Dana yang disalurkan pada periode tersebut yakni Rp 8,18 triliun. Selanjutnya pada 2017, sampai November ini, penyaluran biodiesel tercatat mencapai 1,79 juta KL atau 21% dari target 2.53 juta KL Sementara dana yang sudah dikucurkan yakni Rp 8,6 triliun.
 
"Akhir 2017 diproyeksikan penggunaan dana sawit untuk mendutung program mandatory pemanfaatan biodiesel mencapai Rp 11 triliun, termasuk yang dicarry over pembayarannya dari penyaluran 2016," tutur dia.
 
Dijelaskannya, jika dibandingkan antara penerimaan dari pungutan ekspor sawit dan produk turunannya dengan disparitas harga solar dan biodiesel, maka pendanaan insentif biodiesel diperkirakan sesuai dengan alokasinya. pasalnya, disparitas harga antara solar dan biodiesel tahun ini jauh lebih baik  dibandingkan tahun lalu di mana harga minyak sangat rendah.

Sumber : Investor Daily

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.