Berita Terbaru

07 Jul 2006

RI-China jajaki investasi & perdagangan komoditas

RI-China jajaki investasi & perdagangan komoditas
Pemerintah Indonesia siap membuka hubungan baru dengan China, khususnya penanaman modal dan investasi pertanian-perikanan serta industri manufaktur menyongsong pasar global 2010.

"Kerja sama tersebut tindak lanjut dari pertemuan Asean-China Trade Area (ACFTA) di Brunei Darussalam 2001 yang dihadiri enam kepala negara," kata Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Industri dan perdagangan, Eddy Putra Irawadi, pada loka karya Peluang dan Tantangan Menghadapi Pasar Bebas Asean-Cina, kemarin, di Manado.

 

Indonesia telah menyiapkan 14 produk yang akan dijual di China, seperti kopra, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak sayur, kopi decaffeinated, cocoa butter, margarin, sabun, produk rotan, bambu serta sejumlah produk yang berhubungan dengan manufaktur.

 

"Indonesia bersama dengan negara-negara di Asean sedang berusaha mempercepat penurunan tarif masuk [early harvest package-EHP], yang nantinya tidak merugikan pelaku bisnis antar negara," jelas Irawadi.

 

Menurut Irawadi, dalam kerja sama ekonomi secara komprehensif antara Asean-China yang diprakarsai di Brunei pada 2001, cakupan bisnis tidak hanya pertanian dan perikanan, juga sektor perdagangan barang, teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan sumber daya manusia serta pengembangan lembah sungai Mekong.

 

Berdasarkan studi dari kementrian perekonomian, bahwa pembentukan ACFTA yang memiliki 1,7 miliar konsumen dengan GDP US$2 triliun dan total perdagangan US$1,23 triliun akan meningkatkan ekspor China ke Asean termasuk Indonesia sebesar 55% dan meningkatkan ekspor Asean ke China sebesar 48%.

 

Keuntungan lain dari kerja sama tersebut, dalam sensitive track setiap negara bebas untuk mendaftarkan dan menjadwalkan produk yang akan diturunkan bea masuknya, tetapi jumlah tersebut dibatasi sesuai perundingan.

 

Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) akan mengalami dampak cukup luas terhadap kebijakan ACFTA, terutama pengembangan ekspor produk pertanian ke China, karena dari segi geografis sangat mendukung dan mudah dijangkau.

 

"Provinsi Sulut tinggal membenahi infrastruktur yang belum sepenuhnya mendukung proses kerja sama, seperti pentingnya pelabuhan kontainer memadai serta kualitas produk yang akan dijual," jelas Irawadi.

 

Sumber: Bisnis Indonesia

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.