Ahli teh Rusia peringatkan industri teh India : Perbaiki kualitas atau kehilangan pelanggan!
Ahli teh dari Rusia, yang merupakan pembeli terbesar teh India, meminta pekebun teh untuk memperbaiki kualitas atau kehilangan lebih banyak lagi pelanggan Rusia. Diingatkan pula bahwa posisi India di pasar dunia akan terperosok lebih jauh lagi jika gagal menghasilkan teh berkualitas untuk memenuhi perubahan selera para peminumnya.
India merupakan penghasil teh terbesar di dunia, memproduksi 864 juta kg teh tahun 2003. Tapi industri bernilai US$ 1,5 miliar tersebut kini tengah menghadapi krisis yang paling buruk, yakni kemerosotan harga, penurunan tingkat konsumsi domestik dan penurunan ekspor, khususnya ke Rusia,.
Negara-negara bekas Uni Soviet merupakan pasar teh India terbesar. Setelah terpecah tahun 1991, Rusia merupakan pasar dari 50% total ekspor India. Pada tahun 1991, ekspor teh India ke Rusia sekitar 110 juta kg, tapi tahun 2003 jumlahnya turun menjadi hanya 50 juta kg, kata pejabat terkait.
Keseluruhan ekspor teh India telah turun, dari 240 juta kg pada tahun 1991 menjadi 164,8 juta kg pada tahun 2003.
Empat tahun yang lalu, harga 1 kg (2,2 pounds) teh Assam kualitas terbaik mencapai 100 rupee (US$ 2,2), tapi pada lelang mingguan yang dilaksanakan secara teratur hari Rabu, 1 kg terjual dengan harga 70 rupee (US$ 1,5).
Kemerosotan harga yang meluas dikaitkan pada teh kulitas rendah yang dihasilkan oleh berbagai kebun teh India.
“Orang Rusia tidak ingin minum teh India karena kualitasnya”, kata Ganievich Gantsev, yang memimpin sebuah delegasi pedagang dan tea taster Russia ke negara bagian Assam di India timur laut, penghasil 55% total produksi teh India.
Delegasi Rusia telah mengunjungi pejabat industri teh dan pekebun di India selatan, sebelum melakukan dialog dengan petani teh di Assam, jantung industri teh India (29/5).
India menghadapi persaingan keras di pasar ekspor dari Kenya dan Sri Lanka, tetapi masih menjadi eksportir terbesar di dunia, dengan memasok 24% pasar teh dunia. Sepuluh tahun yang lalu, penjualan ekspor teh India tercatat hampir 40% pasar teh dunia.
“Selain kualitas, petani teh seyogyanya mempertimbangkan untuk menurunkan harga, disamping pengiriman tepat waktu”, kata Gantsev, seorang tea taster dari Bashkortostan di Ural, kepada pekebun dan pejabat di Pusat Lelang Teh Guwahati di Guwahati, kota utama Asssam.
Menurut seorang delegasi pedagang Rusia, saat ini lebih menguntungkan menjual teh Sri Lanka daripada teh India karena harganya murah dan mutunya konsisten.
Kunjungan delegasi tea taster Rusia ke India atas undangan Tea Board of India, badan tertinggi yang mengatur dan mengelola pertehan di negeri itu.
“Kita perlu mengubah pandangan kita kalau kita bersungguh-sungguh dalam persaingan di pasar dunia” kata petani teh Assam B.S. Sharma.
Beberapa ahli teh Russia mengkaitkan penurunan kualitas teh India tersebut dengan keinginan untuk mengurangi biaya dalam rangka menghadapi persaingan. Tapi gerakan tersebut akhirnya berakibat fatal, karena pembeli telah beralih ke negara lain dalam mendapatkan pasokan.
“Masalah terbesar teh India adalah citra buruk yang disandangnya di Rusia”, kata Valery Khromchenkov, sekretaris utama kedubes Russia di Moskow. `Beberapa tahun yang lampau, sejumlah produsen dari India selatan ingin mengabaikan teh dengan mutu dibawah standar yang baku. Sekarang tidak seorangpun menyentuh teh India, sekalipun yang berasal dari Assam atau Darjeeling. Dibutuhkan upaya suatu kampanye kesadaran dan pusat informasi tentang teh India di Rusia dan negara lainnya. Anda tidak akan dapat meraih kembali pasar dunia tanpa pemasaran yang agresif”, tambahnya.
Sumber : www.channelnewsasia.com & www. newkerala.com (diolah - mes)