08 Jul 2022
JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Selama dua hari berada di Jakarta, Pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) dari 22 provinsi menyampaikan aspirasi dari satu Menteri ke Menteri lain. Senin lalu, Dr. Gulat ME Manurung, MP.,C.IMA bersama para Ketua DPW APKASINDO bertemu dengan Andi Nur Alamsyah, Dirjen Perkebunan Kementerian RI.
Di hari berikutnya, Selasa (5 Juli 2022), Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menerima jajaran pengurus APKASINDO untuk berdialog selama satu jam lamanya.
“Dari 22 orang perwakilan dari 22 Provinsi APKASINDO. Karena aturan Protokoler dari Staf Pak Luhut maka hanya 10 orang dapat ikut pertemuan. Semua harus melalui proses antigen untuk memastikan kami semua sehat. Jadi teman-teman kami yang 12 Provinsi lagi terpaksa menunggu di hotel tempat kami menginap,” kata Gulat.
Gulat bercerita Pak Luhut mengapresiasi semangat petani sawit untuk datang ke Jakarta. Selain itu, juga menyampaikan keprihatinannya dengan kondisi harga TBS saat ini. Mengenai anjloknya harga TBS, Pak Luhut berjanji akan sesegera mungkin melakukan evaluasi dan sedang melihat secara rinci hubungan antara DMO (domestic market obligation), DPO (domestic price obligation) dan FO (flush out) terhadap harga TBS petani.
“Khusus untuk PE, sebagaimana simulasi yang pernah disampaikan oleh APKASINDO, menjadi masukan kepada saya, dan ini akan segera kita umumkan hasil evaluasinya. Pak Presiden sudah memerintahkan kepada saya supaya semua segera dibereskan dan harus mengedepankan kepentingan petani sawit sebagai pilar utamanya,” kata Luhut sebagaimana diceritakan Gulat.
Mengenai ekspor yang belum lancar, dijelaskan Menko Luhut, kendala utama saat ini adalah di kapal tanker. Saat ini, kapal tanker mulai berdatangan dan diperkirakan pertengahan Juli ini sudah beres.
“Pokoknya semua diberesi, sudah terlampau lama tata kelola industri sawit dari hulu sampai ke hilir dibiarkan seperti ini. Semua harus dirapikan satu persatu. Jadi nantinya semua sudah sistem digital memonitor industri sawit Indonesia, biar transparan semuanya,” jelas Luhut dalam pertemua tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Gulat menuturkan bahwa APKASINDO juga melihat urusan migor di Pulau Jawa dan Bali sudah selesai di bawah koordinasi Menko Luhut. Atas dasar itulah, petani datang dan berdialog dengan supaya masalah petani sawit juga dapat diselesaikan.
Menanggapi pernyataan Gulat Manurung. Luhut menjawab bahwa situasi harga minyak nabati dunia memang sudah berubah saat ini terutama sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina. Jadi kita harus “cerdik” karena memang situasi saat ini sangat fluktuatif dan yang pasti Pak luhut mengatakan sebagai negara produsen CPO terbesar dunia, kita jangan mau diatur-atur oleh negara lain
“Kami juga mengevaluasi penerapan B30 saat ini, kalau sampai B50 sudah diuji pemakaiannya. Mungkin kita segera ke B35 atau B40 dan saya kira ini salah satu strategi kita untuk meningkatkan serapan CPO domestik. Jadi kebutuhan CPO untuk energi dan pangan akan kita jaga dan seimbangkan,” kata Luhut seperti diceritakan Gulat.
Berkaitan proses tender CPO di KPBN. Gulat menyampaikan pernyataan Menko Luhut yang sedang mengevaluasi tender KPBN.”Siapa yang bermain disana akan saya libas dan sikat,” tegasnya.
Begitupula dengan potongan timbangan TBS di pabrik sawit. Gulat menceritakan bahwa Menko Luhut sangat terkejut potongan sampai 25%.”Ini keterlaluan sekali. Kalau sudah pelanggaran, Aparat Penegak Hukum harus segera turun, jangan tunggu-tunggu. Ini sudah merampok namanya. Apa dasar mereka melakukan itu? Tanya Luhut sebagaimana diceritakan Gulat.
Itu sebabnya, Menko Luhut mendukung petani sawit punya pabrik sawit.”Biar jangan suka-suka mereka kepada kalian” ujar Luhut dengan intonasi yang tinggi.
Pabrik Minyak Goreng juga begitu, jangan hanya perusahaan yang punya, koperasi-koperasi sawit, terkhusus yang sudah mengikuti program PSR (peremajaan sawit rakyat), harus segera berlari menuju ke hilirisasi, pokoknya saya dukung penuh dan saya akan bicara ke BPDP-KS supaya usulan kalian ini menjadi prioritas utama, termasuk subsidi pupuk dari dana sawit itu. Itu uang kalian, uang itu harus lebih banyak ke kalian petani swadaya, karena itulah hakekat didirikan BPDP-KS itu.
“Ya tapi itu, jangan nanti pabrik nya sudah berdiri, lantas kalian-sama kalian berantam kemudian. Jadi kalian harus belajar lebih jauh tentang bisnis model, manajemen pabrik, belajar pembukuan dan aspek teknis lainnya,” saran Luhut dalam pertemuan tersebut.
Berkaitan harga pupuk terkhusus pupuk BUMN. Diceritakan Gulat bahwa Menko Luhut meminta segera dilakukan auditv produksinya.”Pokoknya terus lah kalian laporkan ke saya apapun yang menurut kalian patut dilaporkan dengan cara seperti ini, saya langsung audit. Saya gak ada urusan, kalian petani harus dilindungi, gak boleh lagi kejadian seperti ini kedepannya,” kata Luhut saat itu.
Diakhir pertemuan tersebut Menko Luhut menegaskan petani sawit harus satu perahu dengan Pemerintah, Pemerintah pasti berada di pihak kalian Petani sawit.
“Jadi percayalah bahwa Presiden sangat memperhatikan petani sawit dan ini semua sedang dibereskan mana-mana saja yang belum beres, memang butuh waktu dan secepatnya,” ujarnya tegas.
Setelah pertemuan dengan Pak Luhut tersebut, kami APKASINDO langsung mengadakan pertemuan. Kami membahas satu persatu point-point diskusi dari pertemuan di KSP, Kemendag, Kementan, BPDPKS sampai pertemuan di Kementerian Marves. Dan ini akan kami laporkan ke Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Dewan Pakar DPP APKASINDO.
Sumber : https://sawitindonesia.com/satu-perahu-dengan-pemerintah-ini-janji-menko-luhut-kepada-petani-sawit/
© Inacom. All Rights Reserved.