06 Jun 2006
Keempat perusahaan tersebut adalah Grup Sinar Mas, Grup Salim, Grup Dharma, dan PT Pertamina. Mereka rencananya akan memproduksi biodiesel berjenis B-100 dari bahan minyak jarak pagar dan kelapa sawit.
Presiden Direktur PT FCI Tunggul Ardi mengatakan saat ini pihaknya telah memiliki teknologi untuk mengolah biji jarak pagar menjadi solar tanpa memerlukan tambahan bahan bakar minyak sebagai campuran.
"Kami telah mencari mitra strategis untuk itu. Empat perusahaan yang kami tawari tersebut telah menyatakan minatnya. Meskipun belum ada deal antara kami," katanya kepada Bisnis kemarin.
Menurut Tunggul, besarnya nilai investasi yang ditawarkan pihaknya untuk mendirikan satu pabrik biodiesel yang mampu mengolah biji jarak pagar 100 ton per hari sebesar Rp100 miliar.
Kini, lanjutnya, FCI telah membuat mesin pengolahan biji jarak pagar dengan kapasitas yang masih terbatas. Namun, awal tahun depan, dia menyatakan siap mengembangkan mesin pengolahan yang mampu berproduksi 12 ton per hari.
"Selain itu, biaya untuk mengolah minyak menjadi solar tak lebih dari Rp3.000 per liter. Ini sangat murah. Jadi, kalau dijual ke pasar harganya cukup kompetitif. Makanya perusahaan besar itu mau mencoba," jelasnya.
Namun, ketika dikonfirmasi terkait rencana pengembangan pabrik biodiesel ini, Corporate Communications and Public Relations Grup Sinar Mas D. Prima Lembana mengatakan belum mengetahui sama sekali rencana tersebut.
Menurut dia, pihaknya saat ini baru memfokuskan untuk kegiatan pembibitan jarak pagar. "Saya belum tahu. Tapi nanti saya coba tanyakan," ujarnya.
Solar super
Sebelumnya, Director Head of President Office Grup Sinar Mas G. Sulistiyanto mengungkapkan pihaknya belum sama sekali berencana berinvestasi pada komoditas jarak pagar.
Dia mengatakan fokus Sinar Mas untuk tahun ini baru akan mengembangkan bibit jarak pagar, untuk kemudian mengkaji kelayakan usahanya.
"Kami belum bisa bicara soal investasi untuk jarak pagar. Termasuk pendirian pabrik pengolahannya. Kami baru fokus untuk pembibitan yang akan diberikan ke masyarakat di sekitar pabrik," katanya.
FCI sendiri merupakan perusahaan konsultan dan perizinan lokal sekaligus produsen energi terbarukan. Perusahaan tersebut hingga tahun ini telah menginvestasikan lebih dari Rp20 miliar untuk membangun pabrik pengolahan biodiesel.
Selain itu, FCI telah memiliki produk yang diberi nama solar super berjenis B-100 berasal dari bahan baku kelapa sawit dan biji jarak pagar. Jenis solar ini diklaim telah memenuhi standar Euro-4 dengan kandungan sulfur 0% dan titik beku -100C .
Menurut Tunggul, 20% komposisi solar super diperoleh dari hasil pengolahan jarak pagar, sedangkan 80% lainnya merupakan bahan formulasi yang dibuat oleh FCI.
Sejumlah perusahaan besar, kini terus mengincar industri biodiesel. Salah satunya PT Pabrik Gula (PG) Rajawali I, unit bisnis PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), menyiapkan investasi sekitar Rp40 miliar untuk merealisasikan proyek perkebunan jarak pagar di Waingapu, Nusa Tenggara Timur.
© Inacom. All Rights Reserved.