08 May 2006
"Sejak awal April, diskon biji kakao Indonesia turun di kisaran US$235 per ton karena estimasi produksi Sulsel drop 10%-20%. Ini mengakibatkan kompetisi para buyer asing mendapatkan kakao," kata Sekjen DPP Askindo (Asosiasi Kakao Indonesia) Zulhefi Sikumbang kepada Bisnis, pekan lalu.
Tapi, bagi petani Indonesia tidak akan memberi dampak berarti karena pendapatan akan relatif sama.
Sebaliknya penguatan harga kakao itu akan menguntungkan jika karena adanya peningkatan mutu dan adanya pengakuan dari pasar dunia. Hal itu juga akan memberikan imej baik bagi komoditas kakao Indonesia.
Dia mengharapkan agar rencana penerapan SNI wajib pada 3-4 bulan mendatang tidak meleset, menyusul persetujuan sejumlah instansi terkait. Dia optimistis diskon kakao Indonesia akan lebih kecil lagi, jadi hanya US$100 per ton.
Guna mendukung rencana itu, Askindo menggandeng PT Efem Indonesia (perusahaan dagang kakao) dan IFC Pensa (badan konsultan) akan melepas 36 penyuluh di sejumlah daerah penghasil kakao. Program penyuluhan ini diberi nama Cocoa Sustainability Partnership (CSP).
© Inacom. All Rights Reserved.