25 Sep 2014
Deputy Country Director ADB di Indonesia Edimon Ginting menyatakan, situasi ini bisa menjadi sentimen positif terhadap pasar. Selanjutnya, pelaku pasar akan menyoroti langkah-langkah dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah baru.
"India paralel dengan Indonesia, sama-sama punya pemerintah baru. Sentimennya begitu, saat ada pemerintah baru, pelaku pasar mengharapkan reformasi lebih cepat," kata Edimon di Hotel Intercontinental Midplaza, Kamis (25/9/2014).
Di samping itu, India dan Indonesia sama-sama memiliki dilema dalam perekonomian. India memiliki posisi transaksi berjalan atau current account yang lebih baik dari Indonesia, namun memiliki inflasi lebih tinggi dari Indonesia.
"Kita lebih tertahan (pertumbuhan ekonominya) karena current account, dia (India) karena inflasi. Tapi manufacturing export India lebih bagus, sehingga kondisi current account-nya lebih bagus," ujar Edimon.
Untuk itu, ADB merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi India. Secara umum, kawasan Asia Selatan menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding perkiraan sebelumnya. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi kawasan ini diprediksi naik ke posisi 6,1 persen.
Untuk Indonesia, diakui Edimon, memiliki tren pertumbuhan ekonomi yang turun sejak tahun 2012. Akan tetapi, ADB memprediksi peningkatan pertumbuhan pada paruh kedua tahun 2014, yakni 5,4 persen. Sehingga, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 diproyeksikan mencapai 5,3 persen.
"Ke depan, asumsi kita pemerintah baru lebih reformis, mempercepat pembangunan infrastruktur, memperbaiki prosedur bisnis. Ada kesempatan perbaikan ekonomi di sisi fiskal. Ada sentimen positif," ungkap Edimon.
Penulis : Sakina Rakhma Diah SetiawanEditor : Bambang Priyo Jatmikohttp://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/09/25/150309126/Punya.Pemerintah.Baru.India.dan.Indonesia.Disorot.Pelaku.Pasar+++++++++++++© Inacom. All Rights Reserved.