KPBN News

Peluang RI realisasikan US$2,4 miliar. Impor karet dunia naik 3,2%

Peningkatan impor karet alam China, India, Jepang, dan AS akan mendongkrak konsumsi karet dunia sebesar 3,2% menjadi 21,3 juta ton pada tahun ini, dan ini peluang bagi Indonesia merealisasikan target ekspor US$2,4 miliar.
Sementara pada 2007 diperkirakan terus naik menjadi 22,64juta ton, sehingga harga karet dunia, diprediksi terus menguat pada kuartal kedua tahun ini, setelah mencapai puncak sebesar US$2,42 per kg pada 26 Mei.

Tetapi dalam jangka waktu 2 bulan mendatang setidaknya harga berada di kisaran US$1,70 per kg.

Demikian rangkuman Pusat Data dan Informasi Depdag dari pertemuan ke-7 International Tripartite Rubber Council (ITRC) di Kuala Lumpur pada 31 Mei-1 Juni lalu.

Impor karet alam (natural rubber/NR) China, menurut laporan itu, pada 2005 sebanyak 1,4juta ton, atau naik 9,5%. Sedangkan pada tahun ini diperkirakan meningkat lagi sedikitnya 10%. Peningkatan impor NR China itu menyusul terjadinya penurunan produksi karet alam China akibat serangan topan.

Impor karet alam India juga akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi negara itu. Negeri Anak Benua Asia itu telah menjadi net importir karet alam dalam beberapa tahun terakhir.

`Kuatnya pasar karet alam merupakan refleksi dari ketatnya suplai di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Produksi karet alam tidak cukup baik karena pengaruh cuaca yang tidak normal. Dalam 2 bulan mendatang produksi akan sangat tergantung cuaca. Menurut prakiraan cuaca, La Nina mungkin akan membawa hujan lebat dan banjir, terutama di Thailand,` ungkap laporan Depdag itu.

Produksi karet alam diperkirakan akan normal pada paruh kedua tahun ini. Meskipun harga juga berpeluang meningkat, tetapi sewaktu-waktu bisa berbalik melemah.

Konsumsi karet alam, menurut International Rubber Study Group (IRSG), dalam kuartal terakhir 2005 meningkat lebih besar dari perkiraan (tumbuh 2,4% menjadi 20,66juta ton). Pertumbuhan karet alam ini lebih besar daripada karet sintetik (SR) selama 3 kuartal terakhir.

Konsumsi karet pada 2005 tercatat sebanyak 8,74 juta ton (tumbuh 5,1%). Karet sintetik sebanyak 11,92 juta ton (tumbuh 0,5%).

Sementara produksi karet alam pada tahun lalu naik 0,4% menjadi 8,68 juta ton, sedangkan karet sintetik turun 0,5% menjadi 11,97juta ton.

Pada 2006, produksi karet alam dunia diperkirakan naik 4,4% dan karet sintetik 4,7%.

Peluang Indonesia

Menurut Wakil Ketua Gapkindo (Gabungan Perusahaaan Karet Indonesia) Asril Sutan Amir, Indonesia berpeluang merealisasikan target ekspor karet Indonesia sekitar US$2,4 miliar pada tahun ini.

Pada 2 bulan pertama (Januari-Februari) saja nilai ekspor karet Indonesia mampu meningkat 20%, menjadi US$300 juta, dibandingkan periode Januari-Februari 2005, senilai US$250 juta.

Total volume ekspor karet Indonesia, katanya, pada Januari-Februari ini mencapai 200.000 ton.

Peningkatan nilai ekspor itu, lanjutnya, salah satunya karena terjadinya kenaikan harga karet dunia. Dia menjelaskan pada 2 bulan pertama tahun ini harga karet dunia berada di level US$1,8-US$1,9 per kg, atau senilai Rp16.000-Rp17.000 per kg (dengan kurs sekitar Rp9.000).

Sementara itu, nilai total ekspor Indonesia pada April 2006 naik sebesar 2,01% dibandingkan Maret, mencapai US$7,6miliar. Sedangkan dibandingkan April tahun lalu meningkat sebesar 11,89%.

Ekspor nonmigas, berdasarkan laporan BPS, sendiri naik 3,11% mencapai US$5,93miliar pada April, dibandingkan Maret. Sedangkan dibandingkan April 2005 naik 13,59%.

Menurut sektor, ekspor hasil pertanian Januari- April 2006 meningkat 24,08% dibandingkan periode sama 2005.
Sumber: Bisnis Indonesia