12 Dec 2017
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) resmi melakukan perombakan jajaran Direksi PTPN VI, VII, VII, IX, X, XIII, dan XIV berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 3.06/SKPTS/132/2017 per tanggal 11 Desember 2017 yang ditandatangani Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dasuki Amsir.
“Pergantian ini sejalan dengan program transformasi perusahaan yang berkomitmen untuk tetap melanjutkan program transformasi di bidang SDM yang tujuannya adalah meningkatkan kinerja usaha dan terus melakukan perubahan budaya kerja,” ungkap Dasuki Amsir saat pergantian direksi PTPN di Kantor Holding Perkebunan Nusantara, Jakarta, (11/12/2017).
Dasuki juga menyampaikan pergantian jajaran Direksi PTPN menitikberatkan pada peningkatan kinerja perusahaan dan penyegaran organisasi untuk memperkuat efektifitas masing-masing perusahaan. Ia menjelaskaan bahwa beberapa nama direksi tidak semua diganti, namun ada beberapa dilakukan rotasi ditempat yang baru untuk penyegaran dan bisa melakukan transformasi dengan cepat.
Berikut daftar pergantian direksi PTPN:
PTPN VI Direktur Operasional Denny Ramadhan N
PTPN VII Direktur Operasional Husairi
PTPN VIII Direktur Utama Bagya Mulyanto
PTPN IX Direktur Utama Iryanto Hutagaol
PTPN X Direktur Komersial Slamet Djumantoro
PTPN XIII Direktur Operasional Ospin Sembiring
PTPN XIII Direktur Komersial Sosiawan Hary Kustanto
PTPN XIV Direktur Utama Doni P Gandhamirdja
PTPN XIV Direktur Komersil Hariyanto
Program Turnaround
Sejak bulan Mei 2016, Holding Perkebunan Nusantara terus melakukan pembenahan dengan menerapkan dan melakukan akselerasi program turnaround untuk menyehatkan dan meningkatkan kinerja anak usaha PTPN I - PTPN XIV.
Hingga Oktober 2017, Holding Perkebunan Nusantara sukses melakukan turnarounddengan mencatatkan laba bersih konsolidasi per Oktober 2017 sebesar Rp 921 miliar atau tumbuh 214% dibandingkan periode yang sama pada 2016 yang masih merugi Rp 806 miliar. Peningkatan kinerja karena sejumlah faktor seperti perubahan budaya kerja, peningkatan penjualan, produktivitas tanaman, efisiensi untuk menekan harga pokok, serta kenaikan harga komoditas.
“Holding Perkebunan Nusantara mampu mencatatkan kenaikan penjualan menjadi sebesar Rp 28,2 triliun atau tumbuh 4,89 % dibanding periode yang sama pada 2016 sebesar Rp 26,9 triliun, di tengah kenaikan harga komoditas," jelasnya.
Sumber : www.swa.co.id
© Inacom. All Rights Reserved.