Berita Terbaru

04 Jul 2006

Minyak Sawit, Bahan Energi Alternatif yang Paling Siap

Minyak Sawit, Bahan Energi Alternatif yang Paling Siap
Peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit menilai minyak sawit merupakan bahan energi alternatif yang paling siap dibandingkan dengan bahan baku minyak nabati lain. Salah satu alasannya adalah harga minyak sawit kompetitif jika dibandingkan dengan bahan bakar solar, terutama untuk kebutuhan industri.

"Kini harga solar nonsubsidi senilai Rp 6.150 per liter. Padahal, harga biodiesel dari minyak sawit Rp 5.500 per liter. Artinya, minyak sawit sudah bisa dipakai untuk pengganti solar kebutuhan industri. Secara bisnis, keadaan ini sudah bisa berjalan karena harga biodiesel itu dihitung termasuk keuntungannya," tutur peneliti senior Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan, Dr Darnoko, Senin (3/7).

 

Berdasarkan data yang dimilikinya, perkiraan produksi akhir tahun 2006 di Indonesia 15,2 juta ton dari 4 juta hektar luas tanaman sawit yang sudah menghasilkan. "Dari jumlah produksi itu, 4 juta ton dipakai di dalam negeri, sementara sisanya diekspor. Jika PT Pertamina mau membeli lebih banyak lagi untuk biodiesel minyak sawit, maka akan semakin lancar produksi biodiesel nasional," kata Darnoko.

 

Peneliti PPKS, Cahyono Herawan, mengatakan, jenis tumbuhan lain sampai sekarang belum siap dipakai sebagai bahan biodiesel. Cahyono mencontohkan, minyak jarak masih melewati dua langkah menjadi biodiesel. Sebab, di Indonesia hingga kini belum ada pabrik ekstraksi minyak jarak dalam skala besar. Langkah kedua adalah mendirikan pabrik biodiesel untuk minyak jarak.

 

"Sementara untuk mengolah minyak sawit menjadi biodiesel tinggal mendirikan pabrik biodiesel. Persoalan lain adalah harga minyak jarak sekarang ini masih belum jelas. Lantas, petani jarak mana yang mau menanam tumbuhan itu sementara belum ada kejelasan harga," kata Cahyono. Ia menuturkan, kapasitas produksi minyak sawit sudah tinggi dan dilengkapi dengan pabrik kelapa sawit (PKS) di mana- mana.

 

Hari Minggu lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri mengemukakan rencana pengembangan bio- energi sebagai upaya mengganti bahan bakar minyak (BBM). Dalam kesempatan tersebut terungkap bahwa minyak jarak dinilai sebagai bahan yang paling ekonomis karena minyak sawit mentah masih banyak yang diproduksi untuk memenuhi pasar ekspor.

 

Merespons hal itu, Cahyono mengatakan, justru karena sawit diproduksi untuk memenuhi pasar ekspor, maka keberadaan biodiesel dari minyak sawit bisa jadi penyeimbang harga minyak sawit. "Jika harga minyak sawit di pasar dunia jatuh, maka produksinya bisa dialihkan untuk kebutuhan biodiesel," kata Cahyono.

 

Sumber: Kompas

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.