20 Jul 2016
Selasa, 19 Juli 2016 17:05 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendorong ekspansi untuk membangun pabrik gula di Indonesia, yang salah satunya dilakukan oleh PT Pabrik Gula Gorontalo.
"Mereka akan mengembangkan pabrik gula untuk konsumsi dan industri di lahan yang baru," kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto di Jakart, Selasa.
Panggah menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima Direktur PT Pabrik Gula Gorontalo N Sampoerno.
Panggah mengatakan, perusahaan tersebut saat ini telah memiliki pabrik gula dengan kapsitas produksi 8.000 ton canes per day (tcd).
Pabrik tersebut menggarap 8.000 hektar lahan tebu yang terletak di Sulawesi Tenggara.
"Pabrik akan diperluas dari Sulawesi Tenggara ke tempat lain untuk investasi baru," ujar Panggah.
Kendati belum menyebutkan nilai investasinya, perusahaan tersebut telah mengantongi Hak Guna Usaha (HGU) untuk mendirikan pabrik.
Diketahui, perusahaan gula memiliki pabrik yang memproduksi tapioka dengan kapasitas produksi 300-500 ton per hari, yang melibatkan petani singkong sekitar.
Kemenperin juga mendukung bidang usaha tersebut, mengingat impor tapioka Indonesia masih tinggi.
++++++++++++++++++
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian akan menggandeng Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) untuk meninjau stok gula rafinasi yang tersedia di industri.
"Nanti bersama Gapmmi kita akan tanya dan tinjau stoknya di gudang-gudang," kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto di Jakarta, Selasa.
Panggah menyampaikan, kelangkaan gula rafinasi saat ini cukup mengkhawatirkan, karena produksinya terganggu di beberapa, terutama di Thailand, negara pengekspor bahan baku gula rafinasi (raw sugar) ke Indonesia.
Untuk itu, lanjut Panggah, Indonesia akan mengimpor raw sugar dari Brazil, sehingga yang biasanya hanya membutuhkan seminggu jika diimpor dari Thailand, menjadi 40 hari jika diimpor dari Brazil.
"Mau tidak mau kita impor dari Brazil, sehingga kita waspadai agar tidak ada keterlambatan," ujar Panggah.
Kendati pertumbuhan industri makanan dan minuman di atas asumsi, namun Panggah belum perlu menambah kuota impor raw sugar tahun ini.
"Asumsi kita 5 persen, ternyata pertumbuhannya 7 persen. Kita pakai yang 5 persen dulu, tapi kalau di gudang kita lihat menipis ya jangan sampe tak ada stok," tegas Panggah.
Menurut Panggah, kuota raw sugar hingga akhir 2016 mencapai 3,2 juta ton, dan realisasinya hingga saat ini mencapai 1,7 juta ton.
Sementara itu, penggunaannya hingga September 2016 diprediksi mencapai 2,7 juta ton, sehingga terdapat sisa jatah 500 ribu ton pada kuartal IV untuk diajukan.
© Inacom. All Rights Reserved.