21 Jul 2005
Pelaku industri teh mesti bisa berinovasi agar memperoleh posisi yang lebih tinggi dalam pasar minuman ringan dunia. Bila perlu, komoditi teh yang umumnya diolah sebagai minuman panas mesti dikombinasikan pengolahannya agar lebih menarik minat konsumen mengkonsumsinya. Demikian disampaikan Chairman Lipton Tea Supply United Kingdom Alexander Morrison, Selasa (19/7) kemarin dalam The 2nd International Tea Business Conference, di Nusa Dua.
Menurut Morrison, telah terjadi pergeseran trend konsumsi minuman ringan dewasa ini. Sebelumnya, kata Morrison, minuman berkarbonasi sangat mendominasi pasar minuman ringan. Namun, sejalan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat mengkonsumsi bahan makanan yang sehat dan alami, perlahan-lahan dominasi minuman soda tersebut bergeser. ''Hampir 25 tahun terakhir ini minuman berkarbonasi dingin (soda cold drinks -- SCD) menguasai bisnis minuman ringan dunia. Namun, dilihat dari trend-nya, dominasi tersebut mengalami pergeseran,'' katanya.
Diutarakannya, melihat adanya pergeseran ini semestinya pelaku industri teh bisa mengambil kesempatan tersebut. Terlebih lagi, teh merupakan sumber antioksidan dan antimutagenik yang cukup besar. ''Ini artinya, mengkonsumsi teh akan membawa keuntungan yang berlipat untuk kesehatan manusia,'' ujarnya. Namun sejauh ini, dia melihat justru minuman sari buah yang mulai memperoleh porsi lebih besar dalam pasar minuman ringan dunia.
Berdasarkan riset pasar yang dilakukan, dia menilai ragam produk olahan teh mesti diperbanyak. Teh yang diproduksi dalam bentuk minuman dingin akan lebih mempunyai tempat di pasaran, dibandingkan dengan produk yang lebih konvensional. Dia juga memandang perlu memperbaiki bentuk kemasan sehingga lebih menarik minat konsumen. Disebutkannya, Lipton mengeluarkan rata-rata sekitar 1 juta dolar untuk membuat kemasan yang menarik setiap tahunnya dalam 10 tahun belakangan ini.
Ditambahkan Ketua Asosiasi Teh Indonesia (ATI) Insyaf Malik, konsumsi teh di
Sumber : http://www.balipost.co.id
© Inacom. All Rights Reserved.