29 May 2020
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan 100% BUMN telah siap menghadapi era new normal. Hal itu dikatakan saat Satgas Lawan COVID-19 DPR RI mengunjungi kantornya Kamis (28/5) kemarin.
Meskipun, ada beberapa BUMN yang terlambat mengirimkan skemanya. Seharusnya 25 Mei waktu terakhir pengumpulan protokol new normal, tetapi untuk sampai 100% baru pada 27 Mei.
Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Kamis (28/5/2020), rombongan datang sekitar pukul 15.45 WIB. Kepada Ketua Satgas Lawan COVID-19 DPR, Sufmi Dasco Ahmad dan anggota DPR lainnya yang hadir, Erick memaparkan data-data terkait kesiapan BUMN menghadapi new normal.
"Setelah 27 Mei sudah 100% BUMN siap dengan protokol untuk menghadapi new normal. Walaupun delay 2 hari karena harusnya tanggal 25, biasalah orang Indonesia," kata Erick di kantornya, Kamis (28/5/2020).
Setiap BUMN telah membentuk task force penanganan COVID-19 dengan fokus perhatian khususnya melakukan antisipasi skenario new normal. Setiap BUMN juga telah menyusun protokol penanganan COVID-19, khususnya tidak hanya terbatas pada proteksi human capital seperti karyawan, pelanggan, pemasok, mitra bisnis dan stakeholders lainnya.
Erick buka suara mengenai The New Normal di BUMN.
Erick mengatakan, dalam new normal sistem bekerja akan berubah tidak seperti biasanya.
Bahkan, pihaknya telah melakukan pemetaan pada BUMN. Ada BUMN yang cara kerjanya bisa jaga jarak bahkan jarak jauh (long distance).
"Jadi new normal di BUMN memang cukup lebar kalau kita lihat, mau tidak mau nanti sistem bekerja tidak seperti hari ini. Kita sudah me-mapping bisa beberapa BUMN harus dilakukan dengan jaga jarak, jaga jaraknya bahkan long distance dengan digital ini harus kita lakukan," katanya dalam acara webinar, Selasa (26/5/2020).
Memang, ada BUMN yang sulit mengatur jarak ini. Erick bilang, maka protokol COVID-19 harus dilakukan dengan sebaik mungkin.
"Karena ada BUMN yang tidak bisa mengikuti, protokol benar-benar dilakukan. Contoh saja di airport kalau masyarakat harus ada di airport tidak mungkin dilepas seperti itu, tentu dengan protokol yang baik," ujarnya.
Erick melanjutkan, untuk BUMN pertambangan bisa melakukan sistem pelaporan digital.
"Ada juga kayak pertambangan, kita harus benar-benar coba sistem reporting memakai distance karena bisa. Jadi selama yang bisa dengan sistem digital kita harus lakukan," ujarnya.
Erick bilang, yang bakal menjadi sorotan ialah sektor transportasi. Dia menuturkan, yang menjadi permasalahan adalah pada antreannya.
"Seperti di kereta kalau kebuka PSBB yang menjadi sorotan terbesar pasti transportasi darat bagaimana mengatur, bagaimana masyarakat bisa nggak ngantrenya 1 meter, duduk keretanya kita ada silang-silang, tapi begitu antrenya problem," ungkapnya.
© Inacom. All Rights Reserved.