KPBN News

FMGI akan bentuk pembiayaan revitalisasi industri gula

Forum Masyarakat Gula Indonesia (FMGI) yang digagas sejumlah elite pergulaan nasional meliputi Kementerian BUMN, petani, pedagang, dan pabrikan di lingkungan BUMN gula pemegang lisensi impor diluncurkan di Jakarta hari ini.
Siaran pers FMGI, melalui PT RNI, yang diterima Bisnis kemarin menyebutkan forum itu akan merintis pembentukan lembaga pembiayaan untuk percepatan revitalisasi industri gula dengan bekerja sama dengan lembaga keuangan bank dan nonbank.

Acara peluncuran tersebut rencananya akan dihadiri utusan pemerintah a.l. Kementerian BUMN dan Dinas Perkebunan, produsen gula a.l. PTPN II, VII, IX, X, XI, XIV, PT RNI, PT Kebon Agung, Sugar Group, dan PT PG Gorontalo.

Lalu asosiasi petani a.l. Badan Koordinasi Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (BK APTRI), dan APTRI PTPN XI, dan pedagang mitra empat BUMN gula pemegang lisensi impor (importir terdaftar/ IT) yang populer disebut 'delapan samurai'.

FMGI kali pertama digagas Deputi Agro Kementerian BUMN Agus D. Pakpahan yang dikenal sebagai salah seorang konseptor kebijakan tata niaga gula. Agus menggandeng sejumlah pelaku lain seperti elit petani, pabrikan, dan pedagang.

Mereka menggelar pertemuan pertama di Yogyakarta 25 Januari 2006, yang disusul oleh pertemuan berikutnya.

Dalam satu dua kali kesempatan, mereka mengundang sejumlah bankir yang biasa menjadi mitra dalam perdagangan gula.

Agus mengatakan FMGI didirikan bukan untuk menandingi Dewan Gula Indonesia atau untuk mempersolid akses dan ruang lingkup pergulaan nasional sedemikian rupa hingga menutup peluang munculnya pesaing baru baik dari sisi industri maupun perdagangan.

Melainkan, kata dia, semata-mata bertujuan mengorganisasikan untuk lebih mendaya gunakan perputaran uang di pasar gula nasional, yang nilai totalnya kini hampir mencapai Rp25 triliun per tahun.

`Bayangkan kalau kita bisa me-manage nilai pasar itu, dan kita bisa gunakan sebaik-baiknya untuk perbaikan industri gula nasional, target swasembada gula bisa kita raih pada 2008,` kata Agus.

Meski dengan tujuan mulia itu, pengecekan Bisnis membuktikan, tidak semua pedagang besar yang bermain di rantai pertama perdagangan gula menyambut FMGI secara hangat. Mereka ini terutama yang berasal dari kelompok di luar 'delapan samurai'.
Sumber: Bisnis Indonesia