18 Sep 2015
Harga gula berjangka di akhir perdagangan Rabu dini hari tadi melanjutkan penurunan dan kembali harus ditutup di zona negatif (18/9).
Harga komoditas ini turun untuk kali ketiga dalam empat sesi berturut-turut. Melemahnya harga gula pada sesi perdagangan malam tadi disebabkan oleh membaiknya proyeksi output dari Brazil.
Selain potensi kenaikan produksi, harga gula saat ini masih didominasi oleh kekhawatiran mengenai kondisi ekonomi global dan harga minyak mentah yang masih berada dalam trend bearish. Harga gula sempat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kenaikan yang terjadi sejak pertengahan bulan Agustus disebabkan oleh potensi penurunan produksi dari Brazil. UNICA, lembaga kongsi produsen gula di Brazil, menyatakan bahwa jumlah tebu yang diolah menjadi ethanol lebih banyak dibandingkan yang diolah menjadi gula.
Harga gula berjangka ICE Futures mengalami penurunan yang cukup signifikan di akhir perdagangan dini hari tadi. Harga untuk kontrak paling aktif bulan Maret 2016 ditutup pada posisi 12,22 sen per pon, melemah sebesar 0,11 sen atau setara dengan 0,89 persen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah dan dollar AS. Secara teknikal pergerakan harga komoditas ini masih berpotensi untuk mengalami peningkatan untuk jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang masih berada dalam pola yang bearish.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 11,97 sen dan 11,60 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 12,63 sen dan 13,20 sen.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center© Inacom. All Rights Reserved.