15 Dec 2016
WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank sentral AS Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin pada Rabu (14/12/2016) waktu setempat.
The Fed pun melempar sinyal kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada tahun 2017. Kenaikan Fed Fund Rate yang kini mencapai kisaran 0,50 sampai 0,75 persen sudah diantisipasi pasar.
Namun, prospek pengetatan moneter berkontribusi pada aksi jual pada saham dan obligasi jangka pendek AS.
Mengutip Reuters, Kamis (15/12/2016), Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan, pemilihan presiden AS yang memenangkan Donald Trump telah membuat bank sentral diliputi awan ketidakpastian.
Selain itu, terpilihnya Trump pun memicu pembuat kebijakan menggeser pandangan mereka tentang apa yang akan terjadi.
"Semua peserta (pertemuan Federal Open Market Committee) menyadari adanya ketidakpastian terkait bagaimana kebijakan ekonomi akan berubah dan apa dampaknya terhadap perekonomian," ujar Yellen.
Meskipun pengambilan sumpah Trump baru kan dilakukan pada Januari 2017 mendatang, namun Yellen mengakui beberapa peserta FOMC mengubah asumsi fiskal mereka.
Setidaknya 17 orang anggota FOMC meningkatkan outlook kenaikan suku bunga sejak September lalu.
Dalam jumpa pers, Yellen pun diberondongi pertanyaan terkait presiden terpilih Trump. Namun, Yellen enggan berkomentar terkait cuitan Trump di Twitter terkait perusahaan-perusahaan atau memberi saran bagaimana rencana fiskal, pajak, maupun perdagangan harus diatur.
"Saya tidak akan memberikan saran kepada presiden terpilih tentang bagaimana harus mengatur dirinya," ungkap Yellen.
Trump kerap mengkritisi Yellen selama masa kampanye pilpres. Ia pun mempertimbangkan untuk mengganti Yellen ketika periode tugasnya berakhir pada 2018.
Penulis | : Sakina Rakhma Diah Setiawan |
Editor | : M Fajar Marta |
Sumber | : REUTERS.com, |
© Inacom. All Rights Reserved.