Berita Terbaru

19 Jul 2016

PTPN3 Mengalami Kerugian Rp 615 Miliar

PTPN3 Mengalami Kerugian Rp 615 Miliar

MedanBisnis - Jakarta. Direktur Utama (Dirut) PTPN3 Elia Massa Manik mengungkapkan, perusahaan BUMN perkebunan itu mencatatkan kerugian sebesar Rp 615 miliar pada tahun 2015. Kerugian tersebut dikarenakan rendahnya produktivitas lahan seluas 1,2 juta hektare lahan perkebunan yang dikelolanya.


Kerugian tersebut diungkapkannya Elia Massa Manik saat Konferensi Pers di Agro Plaza, Jakarta Selatan, Senin (18/7).

Terkait dengan penyebab kerugian tersebut, Elia Massa Manik menyebutkan, target utama PTPN saat ini adalah meningkatkan produktivitas lahan milik anak usaha di bawah holding perkebunan. Sebab, produktivitas lahan yang dikelola PTPN 1-4 (gabungan PTPN1 hingga PTPN4) baru mampu mencapai 18,5 ton per hektare dari rata-rata perkebunan swasta 24 ton per ha.

"Hal yang harus kita kejar pertama itu produktivitas. Jadi kalau swasta nasional itu rata-rata 24 ton per hektare untuk produktivitas, kita masih 18,5 ton. Harus kejar itu dulu," jelas Elia. Untuk meningkatkan produktivitas lahan yang dikelola PTPN, pihaknya akan melakukan penelitian. Pengeluaran perusahaan perkebunan tersebut juga terbilang tinggi lantaran untuk memenuhi biaya produksi yang tidak efisien.

"Lalu yang kedua cost. Cost harus kompetitif. Saat ini secara rata-rata dibanding dengan swasta, cost kita masih 20% lebih tinggi. Ini dua pekerjaan rumah yang harus dibenahi," kata Elia.

Pengeluaran untuk menutup biaya produksi juga berakibat dari rendahnya produktivitas lahan PTPN. Dua hal tersebut yang menjadi permasalahan utama dalam mengembangkan industri perkebunan tanah air.

"Cost besar karena produktivitas rendah. Cost mengelola satu hektare itu di mana pun sama. Kalau mereka bisa 100 dan kita 80 ya cost-nya jadi lebih gede kan," tutur Elia.

"Saya lebih suka kita bereskan produktivitasnya dulu aja," tekad Elisa.

Bangun Pabrik Migor
Pada kesempatan yang sama, Elia Massa mengungkapkan aksi korporasi yang akan dilakukan pihaknya yakni akan membangun pabrik minyak goreng (migor) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, Sumatera Utara.

Pabrik migor yang akan dikelola oleh induk holding BUMN perkebunan tersebut akan memiliki kapasitas 600.000 ton per tahun dengan nilai investasi mencapai Rp 558 miliar. Pabrik tersebut akan berdiri di atas lahan seluas 2.000 hektare. Pembangunan akan dimulai tahun ini.

"Kita konstruksi bangun pabrik minyak goreng 600.000 ton, investasi Rp 558 miliar di Sei Mangke. Soal lahan sudah clear. Di sana punya 2.000 hektare kawasan industri," kata Elia Massa Manik.

Namun yang menjadi kendala saat ini adalah akses jalan dari dan ke Pelabuhan Kuala Tanjung. Akses jalan masih terbilang minim. Selain itu, jaringan gas di wilayah tersebut belum terpasang.

"Justru memang ada masalah infrastruktur yang harus dibereskan, seperti aksesibilitinya ke Pelabuhan Kuala Tanjung dan masalah gas dan seterusnya-seterusnya," kata Elia.

Ekspansi bisnis PTPN3 dilakukan karena kebutuhan akan minyak goreng dalam negeri masih terbilang belum mencukupi. Pihaknya juga membuka kesempatan kepada swasta untuk terlibat dalam pembangunan pabrik minyak goreng tersebut.

"Minyak goreng dasar pertimbangannya karena teknologinya masih terjangkau. Kalau lihat dari 600.000 ton, demand sudah hampir 1,4 juta ton per tahun. Kita tergantung masih buka opsi partnership, Unilever mau ikutan nggak," ujar Elia.

59% dari Kelapa Sawit

PTPN3 sebagai induk dari 13 perusahaan perkebunan milik pemerintah mencatat penerimaan perseroan di tahun 2015 sebesar Rp 37 triliun. Dari total penerimaan tersebut, sekitar 59% didapatkan dari penjualan kelapa sawit atau sebesar Rp 22 triliun. Pihaknya berharap adanya peningkatan pendapatan di tahun ini.

"Revenue Rp 37 triliun, dari Rp 37 triliun, sawit sumbang Rp 22 triliun. Tahun ini penginnya ya tumbuh setinggi-tingginya," tekad Elia.

Dengan adanya moratorium lahan sawit, dirinya tidak melihatnya sebagai hambatan. Menurutnya dengan total lahan sawit seluas 440.000 hektare masih banyak lahan yang kosong. Fokus saat ini adalah lebih ke peningkatan produktivitas lahan sawit di Indonesia.

"Semua sudah dikaji, lahan sawit kita hampir 440.000 hektare. Jadi ditanam itu aja masih banyak yang belum dilakukan," kata Elia.

Menurutnya, meningkatkan optimalisasi lahan sawit sebanyak 10% mampu meningkatkan produktivitas lahan sekaligus menambah jumlah pendapatan perseroan dari sawit.

"Kalau bisa naikkan produktivitas saja 10%. Kita fokus ke lahan ini dulu saja. Ngapain ngambil lahan lagi kalau yang ini saja belum optimal," tutup Elia. (dtf)

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/07/19/246058/ptpn3-mengalami-kerugian-rp-615-miliar/#.V42wCxJna1s


Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.