19 Apr 2006
JAKARTA: Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEJ kembali mencapai level tertinggi dalam sejarah di posisi 1.417,38 pada penutupan perdagangan kemarin, menyusul aliran dana portofolio asing yang masuk ke pasar Indonesia.
Kebijakan perusahaan dana pensiun terbesar di Amerika Serikat, California Public Employees' Retirement System (Calpers), yang memasukkan Indonesia dalam daftar 19 negara tujuan investasi merupakan berita positif yang ikut mendorong indeks.
Berdasarkan data Bursa Efek Jakarta (BEJ), total nilai transaksi di pasar saham kemarin mencapai Rp2,41 triliun dengan volume transaksi 2,23 miliar saham dan frekuensi 29.846 kali. IHSG bergerak naik 30,59 poin atau 2,21% dari 1.386,79 pada hari sebelumnya.
Investor asing membukukan nilai transaksi beli bersih (net buying) Rp312,67 miliar dengan total nilai transaksi beli Rp841,26 miliar dan transaksi jual Rp528,59 miliar.
Ekonom senior Danareksa Re-search Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan dana investor asing akan terus mengalir ke Indonesia, karena kepercayaan terhadap data ekonomi. "Mereka [investor asing] memang sudah mendapatkan perkiraan bahwa ekonomi kita akan membaik di paruh kedua tahun ini, tapi keyakinannya semakin bertambah dengan data inflasi dan pertumbuhan yang ada saat ini."
Hal tersebut, menurut Purbaya, membuat investor asing mempercepat penambahan alokasi dana investasi mereka ke pasar saham dan obligasi Indonesia.
Membaiknya kondisi politik di kawasan Asia Tenggara membuat Calpers, perusahaan yang mengelola aset dana pensiun senilai US$200 miliar, memasukkan Indonesia dalam daftar 19 negara tujuan investasi dana pensiunnya.
Rating stabilitas politik di Indonesia tahun ini meningkat ke peringkat dua dari 1,92 pada 2005. Peringkat dua merupakan skor minimum yang menentukan minat investasi.
"Kami melihat adanya perubahan signifikan di Indonesia dibandingkan dengan lima tahun lalu, menunjukkan dukungan kuat institusi pemerintahan terhadap investasi," kata President Board of Administrator Calpers Rob Feckner seperti dikutip Bloomberg.
Kuartal I 2006
Dana investor asing yang masuk ke pasar saham Indonesia sepanjang kuartal I 2006 mencapai Rp4,81 triliun, dengan total nilai transaksi beli Rp29,84 triliun dan total nilai transaksi jual Rp25,03 triliun.
Padahal, periode yang sama tahun lalu, investor asing justru keluar dari bursa saham Indonesia dengan mencatat total nilai transaksi jual bersih hingga Rp16,43 triliun.
Pada kuartal I 2005, investor asing membukukan total nilai transaksi beli Rp46,09 triliun, namun total nilai transaksi jual lebih besar, yaitu Rp62,52 triliun.
Berdasarkan data BEJ, dalam tiga bulan pertama tahun ini total nilai transaksi di bursa itu mencapai Rp88,22 triliun dengan volume transaksi 95,20 miliar saham dan frekuensi 1,01 juta kali.
Sepanjang tahun lalu, total nilai transaksi di BEJ mencapai Rp406,01 triliun dengan total volume transaksi 401,87 miliar saham dan frekuensi 4,01 juta kali.
Peningkatan alokasi investasi pemodal asing di instrumen portofolio Indonesia diharapkan dapat memberikan dampak pada investasi langsung (foreign direct investment).
Dirut BEJ Erry Firmansyah mengatakan kepercayaan para pemilik dana tersebut harus tetap dijaga agar mereka tidak mengalihkan dananya dan dapat memancing investasi langsung di Indonesia.
"Confident investor asing itu harus tetap dijaga sehingga mereka tidak keluar dari sini [Indonesia]."
Purbaya juga yakin realisasi FDI tahun ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan 2005, sepanjang tidak ada gangguan berarti pada perekonomian dan sistem keamanan nasional.
"Kalau mereka masuk dan bertahan cukup lama. Hal itu akan menjadi positif dan bisa mengundang FDI. FDI sebenarnya sudah masuk sejak tahun lalu yang dibuktikan dengan naiknya angka investasi 2005 dibandingkan dengan 2004."
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cenderung stabil juga menjadi salah satu faktor positif bagi bertambahnya alokasi investasi investor asing di pasar portofolio Indonesia. Apalagi, Purbaya memperkirakan nilai tukar rupiah akan tetap stabil dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Harga minyak mentah dunia yang melewati US$71 per barel dan adanya kemungkinan penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia diperkirakan akan memberikan sedikit sentimen negatif terhadap nilai tukar rupiah. (07) (yeni.simanjuntak@ bisnis.co.id)
Sumber: Bisnis Indonesia
© Inacom. All Rights Reserved.