PPB Oil Malaysia tambah investasi di Indonesia
Perusahaan perkebunan Malaysia di Indonesia, PPB Oil Palms Bhd (PPBOP) akan mengeluarkan dana belanja modal (capital expenditure) sebesar 300-400 juta ringgit per tahun bagi kegiatan operasinya di Indonesia antara 2006-2010.
Dirut PPBOP Khoo Eng Min mengatakan kelompok usahanya akan mendanai rencana ekspansi di Indonesia melalui dana perusahaan dan pinjaman perbankan. `Kami menargetkan dapat memiliki dua hingga tiga pabrik penggilingan dalam operasinya di Indonesia per 2010,` katanya seperti dikutip The Star, kemarin.
Langkah perusahaan, yang harga sahamnya di Bursa Malaysia kemarin naik 20 sen lebih tinggi dari sehari sebelumnya (RM6,90), merupakan upaya mendongkrak potensi perusahaan itu dalam menyumbangkan keuntungan.
PPB Group kini memiliki lahan 363.238 hektare, yang 78% di Indonesia dan sisanya 22% di Sabah dan Sarawak. Menurut Business.com, di Indonesia, mengoperasikan dua perkebunan, satu di Kalimantan Tengah dan satu di Sumatra Barat dengan total 25.727 ha dan satu pabrik pengolahan CPO. Pada 2002, sekitar 4.684 ha tanaman muda mulai produksi. Pada saat bersamaan, 455 ha perkebunan itu berusia di atas 22 tahun dan belum diremajakan, sementara perkebunan baru dengan tanaman muda seluas 3.661 ha sudah siap dioperasikan.
Khoo Eng Min mengatakan tidak seluruh produksi perkebunan perusahaan itu untuk bahan bakar nabati yang akan diekspor, tapi juga untuk keperluan operasional perkebunan di Indonesia, baik untuk konsumsi kendaraan perusahaan maupun mesin produksi.
Jadi, kata dia, pihaknya memproduksi bahan bakar nabati untuk menjamin kelangsungan tersedianya sumber bahan bakar bagi pertumbuhan operasi perkebunan di Indonesia ketimbang untuk pasar ekspor.
`Pengalaman kami menunjukkan suplai minyak itu khususnya di Kalimantan Tengah, Indonesia, tidak bisa diandalkan,` katanya seperti dikutip Antara dari XFN-ASIA.
Walaupun operasional PPBOP di Indonesia tidak diharapkan segera menyumbangkan pendapatan perusahaan, grup usaha itu tetap akan memperbesar produksi crude palm oil (CPO) dengan melengkapi semua programnya di Indonesia.
Dengan biaya operasi yang rendah dan volume produksi yang tinggi, tulis The Star online, PPBOP akan menjadi salah satu perusahaan yang akan memperoleh pendapatan yang tinggi dari kenaikan harga CPO di masa depan.
Satu sumber di AmResearch mengatakan walaupun pohon PPBOP di Indonesia masih muda, ke depan dipercayai itu akan bertumbuh. Produktivitas tanda buah segar (TBS) diperkirakan berpotensi tumbuh.
`Meksi hanya 3% pohon yang akan menjadi tumpuan utama, pada 11-14 tahun lagi, produktivitas tanaman itu akan mencapai 17,8 ton per hektare dengan benih FY05.`
Grup itu secara keseluruhan, di Indonesia dan Malaysia, tengah menggalang proyek menciptakan tanaman yang mempunyai produktivitas 23 ton per ha dengan FY06 dan 23,5 ton per ha melalui FY07.
Bagian riset perusahaan menambahkan PPBOP akan memfokuskan diri pada bisnis upstream perkebunan, dan meninggalkan downstream seperti bahan bakar nabati atau refining karena diserahkan kepada PGEO Sdn Bhd, anak perusahaan dari PPBOP, yang masih di PPB Group Bhd.
Sumber: Bisnis Indonesia