01 Sep 2016
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mengkhawatirkan gejala La Nina bakal menurunkan produksi kelapa sawit hingga 5% dari produksi tahun lalu.
Jika turun sebesar 5%, maka produksi crude palm oil (CPO) tahun ini berkisar 29,64 juta ton dibandingkan produksi tahun lalu 31,20 juta ton. Sementara pada awal tahun 2016, Kemtan memproyeksikan produksi CPO tahun ini sebesar 31 juta hingga 32 juta ton.
Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan Kemtan Dwi Praptomo Sudjatmiko mengatakan, kekhawatiran pemerintah ini didasarkan pada curah hujan yang berkepanjangan dan bahkan ekstrim. Jika hujan terus terjadi, maka tanaman kelapa sawit tidak dapat berproduksi maksimal karena tidak mendapatkan matahari yang cukup.
"Curah hujan yang terlalu tinggi ini akan berdampak pada proses pembuahan yang menimbulkan tingkat kelembapan yang lebih tinggi dan itu tidak baik bagi tanaman," ujar Praptomo.
Selain itu, dampak genangan air pada musim hujan juga berpotensi menyebabkan akar tanaman kelapa sawit sulit mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Kondisi ini tentu saja menyebabkan proses pembuahan kelapa sawit terhambat dan berdampak pada kurangnya produksi. Untuk itu, ia berharap gejala La Nina masih dalam tahap wajar sehingga produksi CPO tetap tinggi dan sesuai target.
Menurut Dwi, tanaman kelapa sawit merupakan komoditas yang cepat berkembang dan mendorong pemerataan ekonomi karena kebun-kebunnya banyak terkonsentrasi di luar Pulau Jawa. Perkebunan kelapa sawit merupakan subsektor strategis yang berkontribusi besar terhadap devisa negara.
Pada 2015, ekspor minyak sawit dan turunannya tercatat sebanyak 20,30 juta ton. Namun demikian, subsektor tersebut juga memiliki sejumlah tantangan, terutama terkait produktivitas.
http://industri.kontan.co.id/news/kemtan-prediksi-la-nina-gerus-produksi-cpo-5
© Inacom. All Rights Reserved.