30 Jun 2014
Rupiah Indonesia sedang menuju pelemahan bulanan paling tajam sejak November 2013 di tengah defisit neraca berjalan saat ini seiring Indonesia bersiap menggelar pemilihan presiden di bulan Juli. Rupiah melemah sebanyak 2.1% di bulan juni, dan 4.7% untuk kuartal kedua, menjadi mata uang dengan performa terburuk diantara 31 mata uang utama lainnya.
Rupiah menguat sebanyak 0.6% hari ini. Laporan besok diperkirakan akan menunjukkan defisit perdagangan sebesar 400 juta dollar untuk bulan Mei, dibandingkan dengan 1.96 milyar dollar pada bulan sebelumnya, menurut hasil survey analis. Data ini mungkin akan menguatkan prediksi bank sentral bahwa defisist neraca berjalan akan melebar pada kuartal ini.
“Pelemahan rupiah dimulai dengan defisit perdagangan bulan April, yang kembali menimbulkan kecemasan mengenai neraca berjalan,” ucap Gundy Cahyadi, ekonom pada DBS Group Holdings Ltd. di Singapura. “Investor kemungkinan akan menahan diri untuk mengambil posisi baru hingga adanya kepastian setelah pemilu.” Sementara bank sentral memprediksikan defisit neraca berjalan kuartal ini akan melebar dari 2.06% dari gross domestic product kuartal sebelumnya, bank sentral tetap mencoba untuk mempertahankan defisit tahunan berada di bawah 3%.
© Inacom. All Rights Reserved.