16 Dec 2015
Wed, 16 December 2015
Harga gula berjangka ICE di bursa New York rebound pada penutupan perdagangan Rabu dini hari tadi (16/12). Kenaikan harga gula terpengaruh perkiraan defisit produksi gula.
Para pedagang mengatakan harga gula didukung oleh perkiraan Platts Kingsman untuk defisit global yang meningkat menjadi 7,8 juta ton pada 2016/17 (Oktober-September), karena lebih tinggi dari konsumsi yang diharapkan.
Pasar gula semakin dipengaruhi oleh harga energi dimana lebih banyak pabrik di Brasil mengalokasikan lebih bnayak tanaman tebu menjadi etanol.
Kenaikan gula mentah berjangka juga dibantu oleh hujan di daerah tebu Brasil yang menghambat akhir panen di wilayah pusat-selatan.
“Di pusat-selatan Brasil, hujan musiman berlanjut di paruh pertama Desember dan diperkirakan akan terus berlanjut pada minggu depan sehingga panen tetap sulit untuk mereka yang masih beroperasi,” kata Michael Liddiard konsultasi Agrilion.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami kenaikan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup menguat sebesar 0,08 sen atau setara dengan 0,55 persen pada posisi 14,59 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kekuatiran penurunan produksi. Juga perlu diperhatikan pergerakan mata uang Real Brazil terhadap Dollar AS.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 14,20 sen dan 13,80 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 15,00 sen dan 15,40 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
http://vibiznews.com/2015/12/16/harga-gula-ice-menguat-terpengaruh-defisit-produksi/
© Inacom. All Rights Reserved.