19 Apr 2006
Demikian
salah satu bagian sambutan Kepala Negara saat meresmikan pembukaan
pameran Inacraft 2006 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu
(19/4).
Menurut
Presiden Susilo, sejumlah indikator perbaikan ekonomi makro antara lain
pertumbuhan ekonomi yang meningkat, rekor nilai Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG), perbaikan nilai rupiah, serta cadangan devisa sebesar
41,8 miliar dollar AS belum dapat dikatakan mencapai sasaran.
"Semuanya
itu belum mencapai sasaran sesungguhnya bila belum kita transformasikan
langsung untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah
sangat tahu yang kita tuju itu," ungkapnya.
Presiden
menambahkan, mengurangi kemiskinan dan pengangguran tidak semudah
membalikkan tangan. Namun hal itu bukan alasan bagi pemerintah untuk
tidak berjuang dengan gigih. Kebijakan pemerintah seperti pengobatan
gratis di Puskesmas dan perawatan gratis di rumah sakit, serta
pendidikan dasar gratis merupakan kebijakan untuk mengurangi kemiskinan.
Di
lain pihak, ungkap Kepala Negara, iklim perekonomian khususnya sektor
riil dan peningkatan investasi memiliki peran penting dalam
meningkatkan kesejahteraan pekerja dan sekaligus menciptakan lapangan
kerja bagi pengangguran. "Kita melindungi buruh, tapi juga harus
memberikan lapangan kerja bagi mereka yang masih menganggur dengan
menghidupkan sektor riil," katanya.
Menurut
Susilo, rakyat Indonesia membutuhkan pemahaman yang utuh tentang cara
pandang terhadap masalah kemiskinan dan pengangguran ini. "Penglihatan
dan pemahaman yang utuh itulah yang perlu diketahui oleh seluruh rakyat
Indonesia, saudara-saudaraku di seluruh di Tanah Air, tidak boleh
melihat secara sepotong-sepotong, harus utuh," demikian Kepala Negara.
© Inacom. All Rights Reserved.