25 Feb 2019
JAKARTA. Indonesia meminta pemerintah India menurunkan bea masuk produk olahan minyak kelapa sawit atau Reï¬ ned, Bleached, and Deodorized Palm Oil (RBDPO) asal Indonesia ke negara tersebut. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan permintaan ini saat melakukan kunjungan ke India. Saat ini, RBDPO Indonesia kalah bersaing dari Malaysia karena perbedaan tarif bea masuk. "Kami meminta agar tarif bea masuk RBDPO Indonesia ke India sama seperti yang berlaku untuk produk asal Malaysia," ujar Enggartiasto, Minggu (24/2).
Sebagai catatan, saat ini, tarif bea masuk RBDPO Indonesia ke India mencapai 50%. Indonesia meminta perlakuan sama dengan produk asal Malaysia yang dikenai tarif sebesar 45% saja. Sebagai upaya menurunkan bea masuk ini, Indonesia menawarkan timbal balik. Enggartiasto bilang, Indonesia akan membuka pasar gula mentah dari India bagi industri di Indonesia. "Sebagai imbalannya, Indonesia bersedia membuka akses gula mentah asal India," terang Enggar. Gula mentah asal India dinilai memiliki kualitas yang baik. Selama ini, kebutuhan gula mentah Indonesia dipasok dari dua negara yaitu Australia dan Thailand. Enggar mengklaim, India memberikan respons positif terhadap tawaran Indonesia. Dia bilang, Menteri Perdagangan, Industri, dan Penerbangan Sipil India Suresh Prabhu telah bersiap memenuhi permintaan Indonesia. Rencana penurunan tarif bea masuk ini akan mendongkrak ekspor produk minyak sawit ke India. Selama ini, India merupakan pasar ekspor nomor satu produk sawit Indonesia dengan rata-rata diatas 6 juta ton per tahun. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono mengakui, daya saing minyak sawit Indonesia ke India belakangan menjadi turun karena tarif bea masuk yang lebih tinggi dari produk Malaysia. "Kalau bea masuk ke India sama dengan Malaysia, daya saing ekspor sawit kita sama," ujar Mukti. Daya saing yang baik akan membuat ekspor dapat digenjot. Hal tersebut dinilai efektif untuk meningkatkan ekspor sawit Indonesia. Asal tahu saja, perubahan bea masuk sebelumnya sempat menekan ekspor sawit Indonesia ke India. Ekspor sawit Indonesia ke India tahun 2018 sebesar 6,7 juta ton; turun dibandingkan dengan tahun 2017 di atas 7 juta ton. "Kami harapkan ekspor bisa kembali meningkat paling tidak seperti tahun 2017 lebih dari 7 juta ton," terang Mukti. Pasar ekspor sawit ke India masih sangat potensial. Dengan jumlah penduduk di atas satu miliar jiwa, konsumsi produk sawit dan turunannya masyarakat India masih cukup besar.
Sumber : Koran Kontan Tanggal 25 Februari 2019
© Inacom. All Rights Reserved.