Launching Rebranding KPBN
Jakarta, Suara Merdeka News. – PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPBN) melakukan Launching Rebranding Perusahaan pada Kamis (23/05/2019) di Assembly Hall Agro Plaza Lantai 18. Anak perusahaan BUMN Perkebunan yang bergerak di bidang pemasaran ini merilis identitas dan logo serta tagline baru perusahaan dalam rangka meningkatkan performa perusahaan sebagai penyedia jasa perkebunan yang produktif dan kompetitif yang siap bersaing di kancah internasional.
Berangkat dari tahun 1968, KPBN awalnya terbentuk sebagai Kantor Pemasaran Bersama (KPB) di Jakarta, Medan dan Surabaya, yang mendapat mandat sebagai agen penjualan dan pemasaran komoditas perkebunan milik negara. Seiring dengan pertumbuhan, pada tahun 2009, KPBN menjadi sebuah Perseroan Terbatas yaitu PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara yang merupakan anak perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I-XIV dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Namun secara core business dan aktivitas masih sebagai agen penjualan komoditas milik negara. Di awal 2018, semakin membesarnya organisasi dan berkembangnya market, maka diperlukan pembenahan dari sisi internal maupun approach baru untuk mencoba meningkatkan market share komoditas. Salah satu upaya untuk pembenahan dari internal adalah improvement dari sisi People, System and Capital. Sedangkan untuk meningkatkan market share komoditas, KPBN mengembangkan lini bisnisnya yaitu tidak hanya sebagai agen penjual komoditas berbasis tender, namun juga dengan usaha logistic, FMCG, sertifikasi, dan trading komoditas melalui sumber sumber lainnya (selain PTPN) untuk pengembangan pasar. Dari total produksi CPO di Indonesia yang tersedia sebanyak 46 juta ton, bahwa terdapat sekitar 16 juta CPO yang menjadi peluang untuk pasar Ekspor. Dengan besarnya kesempatan untuk memperluas jangkauan market khususnya pasar ekspor, KPBN berniat untuk bertransformasi dalam rangka memperkuat relevance dan appeal. Transformasi ini diperlukan dikarenakan pelebaran lini bisnis dan juga pelebaran jangkauan target pasar yang awalnya domestik, kini, KPBN harus bersaing di jajaran Internasional bersama pemain-pemain komoditas agrikultur di luar Indonesia. Melihat target pasar yang baru (ekspor) dan untuk mengejar dinamisnya pasar, salah satu upaya transformasi KPBN adalah dengan me-rebranding namanya agar lebih menjual yaitu INACOM. Inacom memberi artian Indonesia Commodity, yang akan menjual 7 komoditas berupa CPO, PKO, PKM, Karet, Gula, Teh, Tetes. Dolly P. Pulungan selaku Direktur Utama Holding Perkebunan sangat mendukung langkah transformasi ini. “Kami dari Holding sangat mengapresiasi kerja keras KPBN selama ini terutama pada tahun lalu yang dapat membukukan revenue signifikan disbanding tahun tahun sebelumnya. Hal ini tidak lepas dari adanya lini bisnis yang terus berkembang pesat, yang diantara melalui kegiatan trading komoditas melalui sourcing baru di luar barang milik PTPN. Guna mengakselerasi kinerja KPBN, kami mendukung penuh transformasi melalui rebranding KPBN untuk melebarkan jangkauan target pasar dan siap bersaing tidak hanya di kancah nasional juga di kancah global” ujar Dolly. Pada akhirnya, tahapan rebranding KPBN menjadi Inacom adalah bertujuan untuk lebih dikenal sebagai produsen komoditas terbesar di Indonesia, tidak hanya di kancah nasional juga di kancah global. Sekilas PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPBN) PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) mengawali perjalanannya pada tahun 1968 sebagai sebuah lembaga yang di sebut Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan I-XXIX atau KPB-I-XXIX yang bergerak dalam bidang jasa pemasaran hasil perusahaan perkebunan milik Negara. PT KPBN adalah perusahaan perseroan dan merupakan anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara I s.d XIV. PT.KPBN didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris N.M Dipo Nusantara Pua Upa, S.H No. 4 tanggal 16 Nopember 2009. Seiring dengan waktu, perusahaan kami terus berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi penguasaan sistem perdagangan modern dan mengembangkan solusi dengan tujuan memberikan yang terbaik kepada pelanggan, seraya mencari potensi usaha baru untuk menjaga kesinambungan bisnis.(budi n/69)
Sumber : suaramerdeka.news