Petrogres impor 1 juta ton urea dari Ukraina
PT Petrokimia Gresik (Petrogres) segera merealisasikan impor pupuk urea sebanyak 1 juta ton dari Ukraina sebelum Oktober tahun ini dan akan masuk melalui pelabuhan Banten dan pelabuhan milik PT Petrogres di Gresik, Jawa Timur.
Impor itu diharapkan dapat mengantisipasi kemungkinan defisit pupuk dalam negeri akibat berkurangnya pasokan gas perusahaan tersebut, sehingga kebutuhan bahan penyubur tanaman ini pada musim tanam 2006/2007 dapat terpenuhi.
Mentan Anton Apriyantono mengatakan impor pupuk urea yang dilakukan Petrogres itu lebih ditekankan untuk mencukupi kebutuhan pupuk non subsidi dan akan didatangkan secara bertahap.
Hal tersebut disebabkan masih terbatasnya kapasitas pelabuhan dalam negeri untuk bisa menampung 1 juta ton pupuk sekaligus.
`Sebelum Oktober sudah harus impor [pupuk urea]. Makanya, kami tengah mendorong Petro mengimpor satu juta ton. Tapi itu Petro yang menerima, bukan pemerintah. Memang baru satu yang kami bantu,` katanya usai peringatan Hari Krida Pertanian ke-34 kemarin.
Dia menambahkan pupuk urea yang didatangkan dari Ukraina itu akan masuk melalui pelabuhan Banten dan pelabuhan yang dimiliki PT Petrogres di Gresik Jawa Timur.
Untuk impor ini, lanjutnya, Petrogres bekerja sama dengan pihak swasta. Jadi, bukan merupakan penunjukkan dari pemerintah. Sebab, ungkapnya, semua pihak diberikan kesempatan untuk melakukan impor pupuk.
Dengan begitu, menurut dia, izin impor pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk non subsidi tidak hanya diperuntukkan bagi Petrogres, namun seluruh produsen pupuk baik BUMN maupun swasta, selain itu pemerintah juga tidak membatasi kuotanya.
Terkait nama produsen lain yang segera mengimpor pupuk, Anton menyatakan hingga saat ini baru PT Petrogres. `Karena kita buka impor, maka tidak perlu izin. Tapi belum semua diketahui, baru satu saja,` kata Anton.
Selain itu, dia mengakui, akibat berkurangnya pasokan pupuk dalam negeri, kini pupuk bersubsidi yang semestinya digunakan untuk tanaman pangan merembes ke sektor lain seperti perkebunan dan industri.
Karena itu, lanjutnya, impor tersebut diharapkan dapat mengisi kekurangan pupuk non subsidi, sehingga pupuk bersubsidi tidak lagi dijual ke sektor lain di luar subsidi. `Sekarang masyarakat masih menjerit. Masalahnya pupuk subsidi kurang karena lari ke tempat lain. Makanya yang nonsubsidi akan dipenuhi dengan impor ini,` paparnya.
Sebelumnya, Dirut Petrokimia Gresik (Petrogres) Arifin Tasrif mengatakan mulai awal bulan ini, pasokan gas ke perusahaan itu turun sekitar dua juta-tiga MMscfd (million standard cubic feed per day) dari sebelumnya 50 MMscfd (Bisnis, 21 Juni).
Kondisi itu membuat Petrogres kini terancam berhenti beroperasi mulai Oktober, bila pasokan gas untuk perusahaan pupuk itu terus berkurang hingga di bawah 45 MMscfd dari 50 MMscfd per bulan pada saat ini.
Sumber: Bisnis Indonesia