18 Nov 2014
Lima asosiasi karet di regional itu pada Oktober sepakat untuk tidak menjual karet mentah di bawah biaya produksi guna mencegah kelebihan pasokan dan mengembalikan kemerosotan yang mencapai 37 persen dari awal tahun hingga awal bulan lalu.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah, Senin (17/11), mengatakan lonjakan impor karet di India memengaruhi permintaan dan pasaran karet dunia, yang turut berimbas terhadap ekspor karet Indonesia. “Pengaruh lonjakan dari India itu ada, walau data terkini saya tidak punya. Dewan Karet India mengatakan penurunan produksi karet alam domestik mendorong pabrik ban meningkatkan pembelian dari luar negeri” ujarnya.
Dikutip dari Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA), harga karet fisik berjangka untuk kontrak November, Senin (17/11), berkisar di US$C175,00-175,50 menguat dari US$C C173,50-174,00/kilogram harga pekan sebelumnya. Kontrak Desember berkisar di harga US$C175,50-176,00/kilogram, naik dari 174,50-174,50 pekan sebelumnya.
Ancaman
Walau ada sedikit optimisme pasaran bahan utama pembuat ban itu akan stabil dan bahkan mungkin menguat, berita dari Thailand sedikit mencuatkan rasa ancaman. Ia menyampaikan Thailand akan menjual 210 ribu ton karet ke Tiongkok dengan kesepakatan G to G (government-to-government). COFCO, perusahaan BUMN di bawah Komisi Dewan Negara untuk Pengawasan dan Pengelolaan Aset Milik Negara Tiongkok, dipercayakan untuk mengelola hal transaksi itu.
Rencananya transaksi perdagangan tengah disusun berdasarkan keputusan dari pemerintah Negeri Tirai Bambu. Hal itu juga telah ditetapkan pada pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) ke-22 di Beijing. Kedua negara dijadwalkan akan membahas investasi industri karet di Thailand pada Rabu (19/11), sementara asosiasi perdagangan akan membahas rencana Tiongkok untuk meningkatkan investasinya di Thailand dan memperbesar ekspor Thailand.
“Itu memang masih rencana. Sudah beberapa kali Thailand mengatakan akan menjual stok 210.000 ton tapi sampai sekarang tidak terealisasi. Seharusnya lima negara produsen terlibat dalam kerjasama itu” pungkas Edy.
Sumber : http://analisadaily.com/news/read/karet-menguat-berkat-permintaan-india-dan-upaya-penstabilan/82349/2014/11/18© Inacom. All Rights Reserved.