08 May 2006
Hal ini dijelaskan Wakil Presiden dalam konteks upaya besar pemerintah menghasilkan beberapa komoditas vital dan ikhtiar untuk mengembangkan tanaman bernilai tinggi dan menjadi energi alternatif. Menurut catatan Kompas, sejumlah negara sudah berhasil mengembangkan energi alternatif dari tanaman, di antaranya Brasil.
Sebagai terobosan pertama, akan dilakukan penanaman kelapa sawit dalam skala amat luas. "Lebih kurang 500.000 hektar per tahun. Program ini dimulai tahun ini juga," ujar Jusuf Kalla.
Ia juga menyebutkan Sumatera dan Kalimantan sebagai pilihan pertama penanaman, berdasarkan alasan potensi dan luasan areal tanaman. Setelah Sumatera dan Kalimantan, pilihan dijatuhkan pada Pulau Sulawesi.
Total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 20 triliun, dengan asumsi satu hektar menghabiskan anggaran sebesar Rp 20 juta. Jika penanaman dilakukan pada areal 500.000 hektar, maka dana yang dipakai per tahun sebesar Rp 10 triliun.
Apabila alokasi anggaran sebesar Rp 20 triliun, maka areal yang akan ditanami setidaknya mencapai satu juta hektar. Manakala harapan di atas kertas ini tercapai dan perkebunan kelapa sawit berproduksi normal, maka Indonesia praktis menjadi raksasa kelapa sawit dunia. Lebih dari itu, apabila bisa diolah dengan baik, Indonesia mempunyai sumber energi yang amat besar.
Jagung
Menurut Wakil Presiden, selain kelapa sawit, Indonesia juga mengembangkan beberapa tanaman yang bisa menjadi energi alternatif, di antaranya jagung, tebu, dan karet.
Khusus jagung, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1 triliun. Rencana konkret untuk menghadirkan perluasan secara sangat signifikan areal tanaman tebu segera dibuat sehingga rencana ini dapat diwujudkan segera. Ia mengingatkan, jagung juga merupakan komoditas vital, dan Indonesia masih mengimpor jagung dalam jumlah besar.
Wakil Presiden menyatakan, untuk membuat program besar ini konkret, pemerintah akan memberi subsidi dalam bentuk suku bunga pinjaman yang lebih bersahabat. "Katakanlah suku bunga sekarang mencapai 14 persen, maka yang ditawarkan adalah suku bunga (subsidi) 10 persen flat," ujarnya.
Wakil Presiden menyatakan, Indonesia mempunyai potensi amat besar di bidang pertanian dan perkebunan. Areal yang tersedia untuk pelbagai jenis tanaman tersedia di semua wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi yang mampu memanfaatkan potensi ini dengan baik, akan memperoleh hasil yang optimal.
© Inacom. All Rights Reserved.