22 Dec 2015
Selasa, 22 Desember 2015
NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah kembali turun pada perdagangan Senin (21/12/2015) waktu setempat karena membanjirnya pasokan di pasar global. Bahkan harga emas hitam ini menyentuh level terendah 11 tahun terakhir ini.
Penurunan ini seiring dengan sinyal-sinyal bahwa pasokan minyak dunia akan kembali melebihi permintaan pada tahun depan.
Harga minyak Brent tergelincir lebih jauh ketimbang harga minyak mentah AS seiring dengan pasar yang menantikan berakhirnya larangan ekspor minyak mentah AS dalam 40 tahun terakhir. Presiden Barack Obama menandatangani aturan pada Jumat (18/12/2015) yang mengakhiri larangan ekspor minyak mentah.
Harga minyak mentah jenis Brent turun 51 sen pada 36,35 dollar AS, terendah sejak Juli 2004.
Sementara harga minyak mentah AS naik 1 sen menjadi 34,74 dollar AS setelah sempat tergelincir ke posisi 33,98 dollar AS.
"Fundamentalnya sangat bearish. Suhu udara yang hangat saat ini membunuh pasar dan kelebihan pasokan memberatkan harga," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago, Amerika Serikat, seperti dikutip dari Reuters.
Meski konsumen menikmati harga bahan bakar minyak yang lebih rendah, eksportir minyak terbesar terpaksa merevaluasi mata uang mereka, menjual aset, dan bahkan mengumumkan utang untuk pertama kalinya karena mereka berusaha memperbaiki finansial mereka.
OPEC yang dipimpin Arab Saudi tetap bertahan pada kebijakan membanjiri pasar dengan produksi yang tinggi. Kebijakan tersebut dinilai tidak akan berubah meski harga yang lebih rendah akan memberatkan anggota-anggota kartel minyak ini.
Penulis | : Sakina Rakhma Diah Setiawan |
Editor | : Erlangga Djumena |
Sumber | : Reuters |
© Inacom. All Rights Reserved.