KPBN News

Harga Minyak Terus Naik, Realisasi Pabrik Biodesel Mendesak

Tingginya harga minyak dunia yang saat ini menyentuh level US$ 73 per barel, memaksa pemerintah untuk segera merealisasikan pembangunan pabrik biodiesel.
Naiknya harga minyak ini telah membuat ongkos produksi ikut melonjak. Karena itu adanya energi alternatif diharapkan mampu menekan biaya produksi.

`Sebaiknya secepatnya upaya pengalihan BBM ke bioenergi, karena tingginya harga minyak industri memang akan terpengaruh secara otomatis. Dunia juga terpengaruh dengan kondisi harga minyak demikian, tentu saja mengakibatkan ongkos produksi naik lalu harga produk naik dan terpengaruhlah daya beli,` kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris.

Hal itu diungkapkan Fahmi di sela acara seminar sistem inovasi nasional di Hotel Crowne Plaza, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (19/7/2006).

Menurut Fahmi, Departemen Perindustrian (Depperin) sedang mempersiapkan tahap akhir untuk pendirian 8 pabrik biodiesel. Pabrik tersebut memiliki kapasitas menengah 6.000 ton dan kapasitas kecil 300 ton per tahun.

Saat ini, ungkap Fahmi, lokasi untuk 8 pabrik tersebut masih diseleksi. Wilayahnya harus memenuhi kriteria seperti dekat dengan kebun kelapa sawit dan jarak, atau komoditas lain yang terkait dengan pengembangan biodiesel.

Pembangunan 8 pabrik biodiesel itu juga akan menggandeng pihak swasta melalui tender.

Sementara pemerintah menganggarkan biaya pabrik tersebut dalam APBN sebesar Rp 60 miliar. Dana itu untuk pengadaan mesin dan menjalankan operasional pabrik selama satu tahun.

Setelah itu, pabrik yang berkapasitas 6.000 ton akan dikelola BUMD dan pabrik berkapasitas 300 ton diserahkan ke koperasi atau kelompok masyarakat setempat.
Sumber: detik.com