Berita Terbaru

05 Jun 2006

40% Tanaman kelapa perkebunan rakyat kritis

40% Tanaman kelapa perkebunan rakyat kritis
Sekitar 40% dari total luas lahan tanaman kelapa rakyat di Indonesia kini dalam kondisi kritis, sehingga terancam kehilangan perolehan devisa US$530 juta yang didapat pada tahun lalu.

Seluruh tanaman di luasan areal tersebut, kini dalam kondisi usia tua, sehingga butuh peremajaan tanaman.

 

Sekretaris Jendral Forum Kelapa Nasional (Fokpi) Donatus Gede Sabon mengatakan kondisi petani kelapa domestik sekarang semakin terpuruk, akibat kebijakan pemerintah yang lebih memihak pada pengembangan perkebunan kelapa sawit.

 

"Memang kalau untuk produksi minyak goreng, kelapa sawit lebih baik. Tapi, kelapa memiliki fungsi lain dan mempunyai prospek bisnis cerah," katanya kepada Bisnis kemarin.

 

Menurut dia, produksi kelapa lokal dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan cukup tajam disebabkan, a.l. berkurangnya lahan perkebunan dan tidak terawatnya pohon kelapa oleh petani.

 

Hal tersebut, lanjutnya, diperparah dengan kondisi perkebunan kelapa rakyat yang secepatnya memerlukan peremajaan. Dia mengatakan dari 3,8 juta ha total areal perkebunan kelapa rakyat, kini sekitar 40%-nya dalam kondisi memprihatinkan.

 

Industri kelapa

 

Donatus menambahkan kondisi petani kelapa pada sentra-sentra produksi di Tanah Air sekarang sangat memprihatinkan. Hal tersebut, menurut dia, terlihat dari harga jual buah kelapa yang begitu rendah, yakni Rp100 per butir.

 

Karena itu, menurut Donatus, Fokpi sendiri tahun ini siap untuk mendongkrak kembali industri kelapa rakyat melalui pembangunan pabrik pada 23 provinsi yang dinilai potensial.

 

Menurut Gede, di dalam negeri terdapat 23 provinsi dengan 45 kabupaten yang berpotensi dijadikan basis industri kelapa lokal dengan areal per wilayah mencapai 10.000 hektare.

 

Sebab itu, lanjutnya, salah satu langkah untuk mendongkrak industri kelapa nasional yaitu dengan melakukan pemetaan kembali. "Untuk pertama kami telah menyepakati untuk membuatnya di Kabupaten Banjar," tuturnya.

 

Selama ini, ujar Gede, perkembangan ekspor minyak kelapa nasional dalam lima tahun terakhir meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 13,3% per tahun.

 

Sementara itu, untuk produk kelapa parut kering dan karbon aktif, dalam lima tahun terakhir ekspornya juga meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 5,16% dan 17,03% per tahun.

 

"Total devisa yang dihasilkan dari ekspor produk kelapa tahun lalu mampu menembus US$530 juta, atau naik 24,12% dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.

 

Sumber: Bisnis Indonesia

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.