07 Jun 2006
Sekretaris Asosiasi Spiritus dan Etanol Indonesia (Asendo) Untung Murdiatmo yang dihubungi dari Jakarta, Selasa (6/6), mengatakan, pabrik etanol tidak cukup kalau mengandalkan pasokan bahan baku hanya dari tetes. Untuk itu, harus dikembangkan bahan baku alternatif, salah satunya adalah singkong.
Untung mengatakan, dengan sentuhan teknologi, di lahan subur produksi singkong bisa mencapai 80 ton per hektar dan sekitar 40 ton per hektar di lahan marginal.
Saat ini produktivitas tanaman singkong hanya 12-15 ton per hektar di lahan-lahan tegalan yang ditanam petani tanpa sentuhan teknologi.
Sementara itu, peneliti pada Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Departemen Pertanian, Koes Hartojo, mengatakan, produsen etanol tidak cukup mengandalkan pasokan singkong dari pertanian rakyat.
"Bila saja rata-rata produktivitas bisa mencapai 30 ton sudah sangat layak. Produktivitas tanaman singkong saat ini di lahan petani masih rendah," kata Hartojo. Ia mengatakan, sangat sulit jika pabrik hanya mengandalkan pasokan dari pertanian rakyat.
Hartojo menyebutkan, pabrik tapioka dengan kapasitas 1.000 ton per hari paling lama beroperasi selama enam bulan jika hanya mengandalkan pasokan singkong dari pertanian rakyat.
Hartojo mengatakan, selama ini harga singkong selalu rendah karena pabrik berusaha menekan harga untuk menutup kerugian selama tidak beroperasi.
Menurut informasi yang dikumpulkan Kompas, dengan harga Rp 250 per kilogram sampai di pabrik, produsen etanol dan petani akan mendapat untung. Harga di tingkat petani bisa mencapai Rp 200 per kilogram.
Sementara itu, PT Perkebunan Nusantara XI memutuskan memberikan uang muka tetes untuk petani hasil giling tahun 2006 sebesar Rp 500 per kilogram atau naik Rp 50 daripada tahun lalu.
Pemasaran tetes gula dilakukan melalui mekanisme lelang di Kantor Pemasaran PTPN, Jakarta. Peserta lelang biasanya produsen seperti pabrik monosodium glutamat dan asam asetat.
Kelebihan atau selisih antara harga lelang dan uang muka dibayarkan setelah semua tetes petani terjual.
© Inacom. All Rights Reserved.