Berita Terbaru

19 Jul 2006

RI & Malaysia siapkan 500.000 euro untuk konter isu sawit

RI & Malaysia siapkan 500.000 euro untuk konter isu sawit
Indonesia dan Malaysia menyepakati untuk menghimpun dana sebesar 500.000 euro untuk membiayai penunjukan konsulat internasional sebagai juru bicara bersama yang bertugas mengkonter berbagai tuduhan miring dari lembaga swadaya masyarakat terhadap kebun dan produksi kelapa sawit di kedua negara.

Penghimpunan dana itu disepakati pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam pertemuan bilateral dalam rangka kerja sama komoditas kelapa sawit, kakao dan lada, di Medan, Selasa.

 

Kesepakatan itu ditandatangani oleh Menteri Pertanian Indonesia, Anton Apriyantono dan Menteri Industri Perladangan dan Komoditi Malaysia, Datu Peter Chin Fah Kui.

 

Menteri Pertanian, Anton Apriyantono, mengatakan, kesepakatan menunjuk konsulat internasional atau juru bicara perkelapasawitan Indonesia dan Malaysia itu dilatarbelakangi dengan masih gencarnya berbagai tudingan jelek yang dilontarkan berbagai LSM di dalam dan luar negeri.

 

Tudingan itu antara lain menyebutkan pengusaha kebun kelapa sawit merusak lingkungan mulai dari penimbulan asap, kepunahan satwa langka hingga hutan gundul dan musibah banjir.

 

Bahkan ada tudingan minyak sawit tidak bagus untuk konsumsi karena mengandung kadar lemak tinggi dan termasuk zat pewarna.

 

"Tudingan-tudingan yang sebagain besar tidak benar itu sangat memojokkan. Sebagai produsen crude palm oil (CPO) terbesar dunia, Indonesia dan Malaysia merasa perlu melakukan konter bersama untuk menghindari gangguan perdagangan komoditas itu," tegas Mentan, seusai penandatanganan kerja sama bilateral itu.

 

Sementara konsumsi CPO dunia pada tahun lalu sebesar 27,67 juta ton dan produksi 27,68 juta ton. Sedangkan produksi CPO Indonesia mencapai 10 juta ton, dan Malaysia 13 juta ton.

 

Selama ini, Indonesia dan Malaysia melakukan konter masing-masing dan ternyata tidak efektif untuk menekan berbagai isu negatif yang dilontarkan LSM.

 

Menteri Industri Perladangan dan Komoditi Malaysia, Datu Peter Chin Faj Kui, mengatakan, Indonesia dan Malaysia yang merupakan dua negara produsen CPO terbesar dunia harus banyak melakukan kerja sama dalam komoditi ini.

 

Kerja sama akan lebih menguntungkan ketimbang berjalan secara sendiri-sendiri di tengah ketatnya persaingan dan adanya kekhawatiran CPO akan menguasai pasar kebutuhan minyak nabati di pasar internasional, katanya

 

Larang pembakaran

 

Untuk mengefektifkan pemulihan nama baik perkelapasawitan Indonesia dan Malaysia di dunia internasional, kedua negara itu juga menyepakati untuk memperketat pengawasan terhadap tindakan pembakaran untuk pembukaan lahan baru.

 

Tujuan pelarangan pembakaran dimaksudkan untuk menghindari terjadinya asap yang menjadi sorotan dunia internasional.

 

Berkaitan dengan masalah asap disepakati perlunya menerapkan secara ketat kebijakan zero burning oleh pelaku usaha perkebunan termasuk petani dalam pembukaan lahan perkebunan, kata Apriyantono.

 

Sumber: Bisnis Indonesia

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.