Mendag: Kebijakan Yuan Positif untuk Ekspor RI
Jakarta - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan kebijakan baru pemerintah China untuk membuat fleksibel mata uangnya akan membuat positif nilai ekspor RI ke China dari sisi kurs.
Selama dua tahun terakhir kurs rupiah terhadap Yuan mengalami apresiasi hingga 17% sehingga mengurangi daya saing produk Indonesia. Hal ini karena kebijakan mata uang Indonesia dilepas mengambang sementara mata uang China dipatok.
`Saya rasa dari segi ekspor tentunya kita melihat positif akan membantu ekspor kita,` kata Mari di Graha Niaga, Jakarta, Senin (21/6/2010).
Mari mengatakan dari sisi impor pasca kebijakan ini, maka akan ada penyesuaian impor yang ke arah positif alias mengalami keseimbangan baru. `Ini perkembangan positif,` kata Mari.
Namun kata Mari proses penyesuaian dari pasca kebijakan ini tidak terjadi secara mendadak namun terjadi secara gradual. Hal ini pun akan berlaku terhadap sistem keseimbangan kurs dunia.
`Ini tidak bisa mendadak, akan ada suatu proses penyesuaian ke equilibrium baru,` tegas Mari.
Mari juga mengatakan langkah China perlu diapresiasi yang merupakan peran penting posisi China di ekonomi Asia. China sudah dianggap sebagai leadership di kawasan ekonomi Asia.
Seperti diketahui, pemerintah China telah mengumumkan akan membuat mata uangnya lebih fleksibel, sehingga membuncahkan harapan Beijing akan segera melakukan penyesuaian atas patokan mata uangnya.
Langkah itu langsung membuat Yuan menguat ke titik tertingginya dalam 5 tahun terakhir, sementara bursa-bursa Asia langsung melonjak tajam.
Pada perdagangan hari ini, Yuan melonjak hingga 6,7974 dolar AS, yang merupakan titk tertinggi sejak Beijing melakukan revaluasi pada Juli 2005. Namun Yuan masih berada di kisaran yang diperbolehkan di level 6,7934 hingga 6,7934 dolar AS.
China secara efektif telah mematok mata uangnya di kisaran 6,8 dolar sejak tahun 2008. Yuan hanya diperbolehkan bergerak pada kisaran 0,5% di sekitar patokan tersebut.
Pasar menyambut baik pernyataan Bank Sentral China yang akhirnya melunak dan mau meningkatkan fleksibilitas mata uangnya. Bursa-bursa regional juga langsung melonjak seperti Shanghai menguat 2,90%, Hong Kong naik 3,08%, Tokyo naik 2,43%, Sydney naik 1,33%, dan Singapura naik 1,62%, Jakarta naik tipis 0,42%.
Oleh : MENDAG R.I.
Sumber : Detik