Berita Terbaru

23 Oct 2014

AGRI komitmen beri dana talangan petani tebu

AGRI komitmen beri dana talangan petani tebu
Rabu, 22 Oktober 2014 23:00 WIB 
Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) sejak 2008 sampai kini terus memberikan dana talangan kepada petani dan pada 2014 kembali mendapat penugasan dari pemerintah karena situasi musim giling tebu selama tahun ini mengalami harga terendah.

"Kita tetap memberikan dana talangan kepada petani gula pada saat para pedagang tidak ada yang mau memberikan dana talangan sehingga petani minta kepada kami," kata Wakil Ketua I Bidang Kebijakan, Regulasi dan Hukum AGRI Albert Y Tobagu kepada pers di Jakarta, Rabu.

Hadir dalam jumpa pers itu antara lain Direktur Eksekutif AGRI M. Yamin Rahman, Ketua AGRI Wisnu Priyatna, serta Sekjen Riyanto B Yosokumoro.

Menurutnya, jumlah kuantum dana talangan yang diberikan oleh AGRI sebanyak 250 ribu ton dari 19 pabrik gula dengan harga Rp8.500 per kilogram. Sampai saat ini AGRI telah memberikan dana talangan 200 ribu ton senilai Rp1,7 triliun yang telah tersalurkan 50 ribu ton, sehingga stok gula tani milik AGRI tersisa 150 ribu ton.

"Situasi tersebut menyebabkan kami menanggung kerugian dari penurunan harga dan beban bunga pinjaman bank," katanya.

Dia mengatakan, keberadaan gula rafinasi di Indonesia sangat dibutuhkan dan sesuai ketentuan hanya diperuntukkan untuk industri makanan dan minuman, tidak untuk di jual ke pasar.

"Kita tidak menjual gula rafinasi ke pasar tapi hanya ke perusahaan makanan dan minuman," katanya.

Pabrik gula di jawa saat ini memasuki musim giling 2014-2015 dan kegiatan pelelangan gula yang dilaksanakan petani berlangsung sejak Juni 2014 dan sekarang berada dalam masa puncak produksi.

Pemerintah telah menetapkan harga patokan petani (HPP) sebesar Rp8.500 per kilogram yang sebelumnya ditetapkan Rp8.250 per kilogram untuk tujuan melindungi pendapatan petani tebu.

Dikatakan, sejak lelang pertama kali dilakukan harga gula berada pada level HPP atau di bawah harga kesesuaian. Bahkan sampai hari ini harga lelang yang terbentuk jauh di bawah HPP, yaitu Rp8.100 per kilogram dan tidak ada yang melakukan penawaran.

Keadaan tersebut, katanya, diduga stok 2013 yang masih tersedia dijual dengan harga murah Rp7.600 per kilogram karena kondisi gula yang basah.

"Komitmen pemberian dana talangan kepada petani tidak dilakukan oleh semua pihak, kecuali AGRI," kata Albert. Editor: Ruslan Burhani

http://www.antaranews.com/berita/460201/agri-komitmen-beri-dana-talangan-petani-tebu

+++++++++++

 

Petani Lumajang akan buang gula ke jalanan

Minggu, 19 Oktober 2014 08:52 WIB  

Petani Lumajang akan buang gula ke jalanan

Lumajang (ANTARA News) - Para petani tebu di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berencana membuang gula mereka ke jalanan sebagai bentuk protes atas rendahnya harga gula.

"Kami akan menggelar protes pada hari Rabu (22/10) dengan melibatkan ratusan petani yang ada di Lumajang," kata Sekretaris Himpunan Petani Tebu Rakyat (HPTR) Lumajang Budhi Susilo di Lumajang, Minggu.

Sebelumnya diberitakan bahwa sekitar 6.000 ton gula milik petani di Lumajang menumpuk di berbagai lokasi karena mereka tidak mau menjualnya. Hal itu terjadi akibat rendahnya harga gula atau di bawah harga patokan petani (HPP) yang ditetapkan pemerintah Rp8.500 per kilogram.

Budhi tidak menjelaskan berapa jumlah gula milik petani yang akan disebar di jalanan tersebut. Dia hanya memastikan bahwa tidak mungkin gula sebanyak 6.000 ton milik petani itu akan dibuang semua.

"Lewat aksi ini kami ingin menggugah semua pihak yang terlibat dalam tata niaga gula ini, khususnya pemerintah untuk memperhatikan nasib petani," kata lulusan Universitas Merdeka Malang ini.

 

Untuk keperluan rencana aksi tersebut, HPTR Lumajang akan segera mengurus izin ke kepolisian setempat. Budhi menjelaskan bahwa hingga kini para petani tetap teguh pada pendirian semula untuk tidak menjual ribuan ton gula mereka jika harganya tidak sesuai dengan harapan.

 

Menurut Budhi, pemerintah sebetulnya sudah menetapkan HPP gula Rp8.500 per kilogram dari sebelunya Rp8.250. Namun, pada proses lelang peserta tidak ada yang berani membeli sesuai dengan HPP tersebut.

 

"Oleh karena itu, gula hasil produksi di bawah PTPN XI tidak terjual, termasuk milik petani. Kami para petani sepakat untuk tidak menjual gula-gula itu kalau harganya tidak sesuai dengan HPP," katanya.

 

Menanggapi tidak terjualnya gula tersebut, dia mengatakan PG Jatiroto pada 15 Oktober 2014 menggelar forum temu kemitraan (FTK) dengan mengundang perwakilan petani tebu, HPTR, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), dan Dinas Perkebunan, namun tidak menghasilkan keputusan karena undangan yang hadir sedikit.

 

Pertemuan itu akhirnya dilanjutkan pada malam harinya dengan dihadiri perwakilan petani tebu rakyat di masing-masing rayon kasinderan, KUD yang menangani tebu sewilayah PG Jatiroto, Disbun, dan menghasilkan kesepakatan bahwa gula petani tidak akan dijual di bawah harga Rp8.250 per kilogram dengan segala risiko dan konsekuensi.

 

Editor: Fitri Supratiwi

http://www.antaranews.com/berita/459458/petani-lumajang-akan-buang-gula-ke-jalanan?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=flybox

++++++++++++++

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.