27 Nov 2015
Jumat, 27 November 2015 | 14:08
Nusa Dua- Kementerian Pertanian mengajak semua pihak bersama-sama mengawal perkebunan dan industri kelapa sawit sebagai komoditas strategis. Langkah ini sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit yang mengelola lahan seluas empat juta hektare (ha).
"Indonesia sebagai pengekspor CPO utama di dunia semestinya bisa mengatur harga sawit. Seperti halnya pengekspor gandum yang bisa mengatur harganya kepada importir, termasuk Indonesia," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman, pada hari kedua Indonesian Palm Oil Conference and 2016 Price Outlook (IPOC), di Nusa Dua, Bali, Jumat (27/7).
Namun, diakui, pada komoditas sawit ini, Indonesia tetap belum bisa mengendalikan harga CPO. Karena itu harus ikut diperjuangkan agar Indonesia mampu menjadi pengendali harga CPO dunia.
Amran mengatakan, kelapa sawit juga memiliki peranan penting bagi kesejehteraan masyarakat petani. Dari jumlah lahan sawit petani seluas empat juta ha, ini berarti ada sekitar 20 juta orang yang menggantungkan hidupnya pada industri ini.
"Mohon maaf, bukan berarti kami tidak peduli dengan lingkungan. Orangutan saja kita lindungi dan mendapatkan perhatian dunia, apalagi petani dan masyarakat sekitarnya. Cara pandangnya harus kesejahteraan manusia, bukan hanya lingkungan. Ada saudara-saudara kita yang harus dijaga dan diprioritaskan," tutur Amran.
Capai 30 Juta Ton
Pada 2016, paparnya, serapan biodiesel domestik diperkirakan 6,8 juta ton untuk program B15. Selanjutnya, program B20 bisa menyerap CPO sekitar 13 juta ton. Amran mengaku sudah menghubungi Menteri ESDM Sudirman Said soal kepastian serapan biodiesel, bahkan Menteri ESDM bisa memaksimalkan hingga 7 juta ton.
Amran memperkirakan produksi CPO tahun ini mencapai 30 juta ton. Dengan produksi sebesar ini, Indonesia dan Malaysia dapat bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan CPO di pasar global. "Indonesia dan Malaysia telah menandatangani nota kesepahaman tentang pembentukan Dewan Produsen Sawit Dunia pada 21 Nopember lalu," ucapnya.
Sumedi Tjahaja Purnama/PCNSuara Pembaruanhttp://www.beritasatu.com/ekonomi/325421-indonesia-harusnya-bisa-mengatur-harga-sawit-dunia.html
© Inacom. All Rights Reserved.