28 Nov 2017
JAKARTA - Pembangunan pabrik minyak goreng PT Industri Nabati Lestari --perusahaan patungan PTPN III dan PTPN IV-- di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Sumatra Utara, ditargetkan beroperasi Mei 2018.
"Pembangunan pabrik per 24 November sudah mencapai 54%," kata Sekretaris Perusahaan PTPN III Holding Perkebunan Nusantara Furqan Tanzala dalam siaran pers, Selasa (28/11/2017).
PT INL nantinya juga akan menjual stearin dan palm fatty acid distillate (PFAD) kepada PT Unilever Oleochemical Indonesia dan PT Unilever Trading Indonesia. Kedua calon pembeli itu telah menandatangani nota kesepahaman dengan INL, sehari sebelumnya.
Pabrik dengan nilai investasi Rp750 miliar itu merupakan joint venture antara PTPN III dan PTPN IV dengan porsi kepemilikan saham masing-masing 51% dan 49% (Bisnis.com, 7/6/2017).
Fasilitas pengolahan yang dibangun di atas lahan 2.000 ha tersebut akan memiliki kapasitas produksi 600.000 ton setahun dengan kebutuhan CPO 2.000 ton per hari. Pasokan bahan baku akan berasal dari PTPN III dan IV masing-masing 1.000 ton.
Direktur Human Capital Management dan Umum PTPN III Seger Budiarjo sempat mengatakan keberadaan pabrik minyak goreng kemungkinan akan mengurangi porsi penjualan minyak sawit perusahaan ke luar. Perseroan selama 10 bulan tahun ini memproduksi 1,9 juta ton CPO dan CPKO. Seluruh minyak sawit itu dijual melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), anak perusahaan PTPN III, dengan harga lelang Rp8.200 per kg. Minyak nabati tersebut kemudian dipasarkan ke pabrik-pabrik pengolahan dan diekspor.
“Tapi tidak masalah karena dari minyak goreng nanti kami memperoleh nilai tambah lebih besar,” katanya. Perseroan masih mengkaji apakah minyak goreng akan diberi merek sendiri atau dijual ke pihak lain.
Selain anak perusahaan dengan Unilever, PTPN III meneken MoU dengan beberapa BUMN lain dan perusahaan swasta. Holding 14 PTPN itu perjanjian kerja sama penyaluran gas bumi dengan PT Pertagas, perjanjian jual beli gas dengan Pertagas Niaga, perjanjian kerja sama pemanfaatan dry port dengan PT Kereta Api Logistik (Kalog), perjanjian penggunaan lahan dengan PT Alternatif Protein Indonesia.
PTPN III juga meneken MoU dengan PT All Cosmos Indonesia selaku calon investor pembangunan pabrik biofertilizer.
"Kami mengharapkan penandatanganan perjanjian dan MoU ini dapat semakin mempercepat perkembangan investasi dan pembangunan infrastruktur di KEK Sei Mangkei,” kata Furqan.
Realisasi investasi pembangunan infrastruktur dan industri di KEK Sei Mangkei hingga kini mencapai Rp3,99 triliun. Tingkat penggunaan lahan (occupation rate) di KEK itu 212 hektare atau 10,96% dari total luas lahan KEK 1.933,8 ha.
Furqan menjelaskan PT Alternatif Protein Indonesia (PT API) membutuhkan lahan seluas 51 ha untuk mengembangkan industri protein alternatif dan black soldier flies (BSF) dengan membangun insect bio reactors (IBR) senilai US$500 juta. API merencanakan ground breaking Januari 2018.
"Mereka sudah melakukan pembayaran panjar pertama kompensasi lahan seluas 51 ha pada 23 November sebesar Rp1,3 miliar dan akan melunasi sisanya paling lambat 4 bulan ke depan," jelasnya.
Adapun PT All Cosmos Indonesia membutuhkan lahan seluas 7 ha dan dengan perkiraan investasi US$30 juta. All Cosmos akan mengembangkan industri pupuk (bio kimia fertilizer). Mereka berniat melakukan ground breaking Februari 2018.
"PTPN III sebagai Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei berkomitmen untuk terus melengkapi fasilitas infrastuktur di dalam kawasan industri dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelaku usaha atau tenant," kata Furqan.
Sumber : http://industri.bisnis.com
© Inacom. All Rights Reserved.