JAKARTA – Pertemuan tingkat tinggi para pemangku kepentingan di Markas PBB New York menjadi milestone bagi sektor kelapa sawit Indonesia. Dalam forum ini, pemerintah dan dunia usaha satu suara menegaskan posisi Indonesia terkait pengembangan sektor kelapa sawit yang berkelanjutan.
”Penguatan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) adalah komitmen nyata dari pemerintah dan dunia usaha di Indonesia untuk membangun sektor perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan,” kata Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Perekonomian Musdalifah Mahmud dalam pidatonya pada forum internasional yang digagas UNDP di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, Amerika Serikat belum lama ini.
Poin yang akan dicapai dalam forum dunia yang dihadiri sekira 300 delegasi dari berbagai negara tersebut, yaitu bagaimana dunia bisa menyeimbangkan kebutuhan produksi dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan. Selain Musdalifah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono juga berbicara dalam forum tersebut.
Musdalifah berharap, pertengahan tahun depan, poin-poin terkait penguatan ISPO bisa dipenuhi. Menurut dia, penguatan ISPO adalah momentum untuk meningkatkan standar keberlanjutan sektor kelapa sawit Indonesia sampai pada tingkat yang bisa diterima dunia.
Sementara itu, Joko Supriyono menegaskan bahwa dunia usaha di Indonesia berkomitmen untuk mencapai tata kelola perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan.
Saat ini, dunia usaha dan pemerintah bahu membahu bagaimana meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit, khususnya bagi petani (small holders). ”Alih-alih melakukan ekspansi lahan, kami berfokus pada upaya meningkatkan produktivitas tanaman,” kata Joko.
Joko mengatakan, di tengah tuntutan keberlanjutan, Indonesia tetap harus menjaga posisinya sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.
”Tentu saja produsen minyak sawit terbesar dan paling berkelanjutan,” kata Joko.
Selain dari Indonesia, dalam forum ini juga hadir sebagai pembicara antara lain Menteri Pertanian Liberia Seklau E Wiles, Wakil Menteri Pertanian bidang Peternakan Paraguay Marcos Medina, dan Presiden Sociedade Rural Brasil Marcelo Vieira. (dni)
Sumber : https://economy.okezone.com