Harga ekspor karet naik
JAMBI: Permintaan karet alam jenis slab bersih yang merupakan komoditas andalan Jambi, kembali menguat dan harga jualnya bergerak naik dibandingkan dengan harga sebelumnya.
`Harga karet alam untuk semua jenis yang diperdagangkan di pasar lelang komoditas Jambi bergerak naik sekitar Rp100/kg hingga Rp200/kg,` ungkap Staf Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Jambi, Karman kemarin.Karet alam jenis slab 100% kadar karet kering (KKK) kini dijual Rp16.200/kg sebelumnya Rp16.000/kg, slab bersih 70% Rp11.340/kg dan slab bersih 50% Rp8.100/kg.
Sumber : Antara
----------------------------------------------
Jumat, 04 September 2009 | 07:41
Harga Karet Alam Bisa Melejit 19%
JAKARTA. Investor yang ingin mencari diversifikasi investasi mungkin bisa menjajal komoditas karet. Tahun depan, harga getah pohon ini berpeluang melambung.
Marubeni Corp, seperti dikutip Bloomberg, memprediksi harga karet berpeluang melonjak setidaknya 19% sampai akhir 2010. Pedagang karet terbesar di Jepang ini memperkirakan, harga karet di pasar tunai sepanjang Januari-Juni 2010 akan berkisar US$ 1,8-US$ 2,3 per kilogram (kg). Sementara pada paruh kedua 2010, harganya akan menanjak ke kisaran US$ 2,5 per kg.
Sebelum mencapai harga tersebut, harga karet akan lebih dulu turun pada tahun ini. Roka Komiya, salah satu pedagang di Marubeni, meramalkan harga karet berpeluang turun ke US$ 1,5 per kg, dari posisi sekarang di kisaran US$ 2,19 per kg (3/9).
Sebagai catatan saja, harga kontrak karet di bursa komoditas Tokyo itu memang sudah naik tinggi sepanjang tahun ini, yakni 46% sejak awal tahun. Pendorongnya adalah ekspektasi pemulihan resesi global dan kenaikan permintaan dari produsen ban. Dua produsen bank terbesar dunia, yakni Bridgestone Corp dan Michelin & Cie mulai memborong karet.
Kucuran subsidi bagi pembeli mobil baru di Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Jepang, telah mendongkrak permintaan mobil. Penjualan mobil di China, konsumen karet alam terbesar, juga naik 71% pada Juli 2009.Kenaikan penjualan mobil tadi menandakan permintaan ban akan naik. Dus, harga karet berpeluang tinggi.
`Kami tak melihat ada faktor negatif,` ujar Kazutaka Sonomoto, Manajer Seksi Karet Marubeni, kepada Bloomberg.
Kendati Indonesia penghasil karet utama, tak banyak pedagang berjangka menawarkan kontrak komoditas ini. `Pergerakan harga karet kurang fluktuatif sehingga investor kurang berminat,` kata Alwi Assegaf, analis Harumdana Berjangka, Kamis (3/9).
Selain itu, analisis soal komoditas karet di Indonesia juga masih sangat kurang. Akibatnya, investor kurang memiliki pengetahuan atau informasi tentang komoditas ini. `Sosialisasi untuk komoditas lunak seperti karet ini sangat kurang,` keluh Alwi.
Padahal soal risiko, investasi di komoditas karet sebenarnya tak lebih besar ketimbang kontrak komoditas lainnya.
Pun demikian, Harumdana tetap menyediakan produk kontrak berjangka karet. Walaupun, sampai saat ini, total dana investor kontrak karet di bawah 30% dari total portofolio Harumdana. Maklum, investasi minimal kontrak karet hanya Rp 10 juta-Rp 20 juta.
Sumber : KONTAN