Penguatan Harga Karet Lanjutan di Awal Pekan Memanfaatkan Adanya Spekulasi Tambahan Stimulus Dari China
Market Analisis PT.KPBN - Pada perdagangan di bursa komoditas Sicom dan Tocom pagi ini (13/04) harga karet sedang terpantau mengalami penguatan, melanjutkan dari sesi perdagangan akhir pekan kemarin yang ditutup menguat cukup terbatas.
Akhir pekan Kemarin (10/04) harga karet berjangka bergerak naik didukung oleh pelemahan nilai tukar yen. Di samping itu kenaikan harga karet juga terjadi akibat aksi bargain hunting yang dilakukan oleh para investor menyusul anjloknya harga hingga ke bawah level 200 yen/Kg. Namun demikian sifat penguatan terbatas karena terjadi di akhir minggu yang biasanya para pelaku pasar menutup posisi perdagangannya.
Di sesi perdagangan AS akhir pekan lalu memang tidak begitu banyak data-data ekonomi penting yang dirilis. Namun demikian para pelaku pasar tetap terus mengamati pergerakan harga minyak saat itu. Menjelang perdagangan berakhir ternyata harga minyak mampu bertahan di level positif akibat pengurangan terbesar dalam jumlah rig minyak AS dan semakin rendahnya ekspektasi kembalinya pasokan besar minyak Iran berhasil membawa minyak mentah berjangka mengakhiri pekan di area positifnya. Minyak mentah berjangka juga melanjutkan penguatan dalam 4-pekan terakhir, dimana untuk pekan lalu naik 5,3%. Perusahaan Baker Hughes melaporkan jumlah rig pengeboran untuk minyak di AS ternyata menurun tajam dalam 4-pekan terakhir, dimana mendukung harapan investor akan berkurangnya produksi sehingga bisa kembali menyeimbangkan pasar minyak. Laporan mingguan Baker Hughes mencatat adanya pengurangan 42 rig pada pekan lalu. Kini total rig aktif di AS tinggal 760 rig, turun lebih dari 50% sejak bulan Oktober 2014 lalu. Para analis mengestimasi pasar minyak saat ini tengah kelebihan antara 1-2 juta barel minyak per hari, namun mayoritas memprediksi produksi akan mulai berkurang di bulan ini atau pada kuartal selanjutnya sebagai dampak pemangkasan biaya operasional banyak perusahaan minyak.
Pagi ini (13/04) di awal pekan muncul kembali beberapa hambatan yang berpotensi mengganggu laju penguatan harga karet yang terjadi. Dat pertama datanga dari Jepang, dimana tingkat pesanan mesin inti Jepang yang merupakan indikator tingkat belanja modal, turun selama 2 bulan berturut-turut di bulan Februari lalu. Sehingga mensinyalkan lemahnya tingkat investasi bisnis yang dapat menghambat usaha pemerintah untuk lepas dari permasalahan ekonomi selama beberapa bulan kedepannya. Penurunan bulanan sebesar 0.4% pada pesanan mesin inti dan menyusul sejumlah data negatif lainnya, semakin menambah keraguan mengenai pemulihan ekonomi yang kokoh pasca resesi tahun 2014 lalu. Data dari Cabinet Office yang dirilis pada hari Senin (13/04) menunjukkan sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan estimasi analis untuk penurunan sebesar 2.8% dan menyusul penurunan sebesar 1.7% di bulan Januari, namun demikian kondisi ini belum dapat dikatakan baik mengingat penurunan sudah terjadi dalam kurun waktu 2 bulan terakhir. Pemerintah Jepang mengandalkan kenaikan belanja modal untuk dapat memicu siklus pertumbuhan ekonomi yang sehat melalui kenaikan tingkat pekerjaan dan upah, dan tingginya konsumsi sektor swasta. Tingkat pesanan mesin inti dianggap sebagai indikator belanja modal dalam 6-9 bulan kedepan, dan data terkini yang telah dirilis akan dinilai sebagai perlambatan investasi bisnis kedepannya.
Data berikutnya yang juga berpotensi menghambat pergerakan positif harga karet secara jangka pendek datang dari rilis data neraca perdagangan China, dimana tingkat ekspor China turun secara mengejutkan di bulan Maret, menurut data hari ini (13/04), sehingga menjadi peringatan buruk untuk data GDP kuartal pertama yang akan dirilis hari Rabu (15/04) mendatang. Tingkat ekspor turun sebesar 14.6% dari setahun lalu, menurut data dari National Bureau of Statistics, hal ini akibat lemahnya tingkat permintaan global dan dampak dari Tahun Baru Imlek. Angka tersebut cukup lemah jika dibandingkan dengan estimasi untuk kenaikan sebesar 12% dan menyusul kenaikan sebesar 48.3% di bulan Februari lalu. Sementara itu tingkat impor turun sebanyak 12.3%, sedikit lebih buruk dari ekspektasi penurunan sebesar 11.7% dan menyusul penurunan sebesar 20.5% pada bulan sebelumnya. Sehingga surplus perdagangan untuk bulan Maret hanya mencapai 3.08 milyar dollar, jauh di bawah estimasi pada 43.8 milyar dollar.
Dengan demikian, Analis PT.KPBN memperkirakan bahwa pergerakan harga karet pada perdagangan hari ini akan tetap bertahan di zona positif memanfaatkan penguatan yang terjadi di harga minyak akhir pekan lalu. Ditambah lagi buruknya data neraca perdagangan China sebenarnya dapat memberikan optimisme bagi para pelaku pasar terkait akan adanya paket stimulus dan kebijakan moneter tambahan dari China. Walaupun demikian tidak tertutup pula kemungkinan bahwa harga masih akan bisa kembali terkoreksi tipis cenderung flat akibat respon para pelaku pasar terhadap buruknya data ekonomi Jepang. Untuk perdagangan hari ini harga karet Tocom kontrak bulan Mei 2015 diperkirakan akan menemui resistance di posisi 203.50 yen. Resistance selanjutnya ada di 207.00 yen. Sementara itu harga akan menemui support di posisi 198.00 yen dan selanjutnya di 194.00 yen. Sedangkan untuk harga karet di bursa Sicom untuk jenis RSS_3 hari ini kemungkinan akan bergerak ranging antara 162.00-167.00 USCts/kg, lalu untuk jenis TSR_20 berada di range harga 135.00-139.00 USCts/kg.
Senior Market Analis : Andrial S./AIP/PT.KPBN
Editor : Neo/AIP/PT.Kpbn