KPBN News

Apegti & Nanning Co bangun pabrik gula

Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) mulai menjajaki kerja sama dengan Nanning Good Fortune Heavy Industry Co Ltd-produsen mesin dan komponen China-untuk memuluskan rencana pembangunan proyek sembilan pabrik gula putih.
Menurut rencana pabrik gula tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 2.000 tonnes can per day (TCD) atau setara 50.000 ton per tahun.

Dengan masuknya Nanning Co, maka pembangunan pabrik ini akan dilakukan oleh tiga pihak setelah sebelumnya Apegti berhasil menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Barata (BUMN).

Ketua Umum Apegti Natsir Mansyur, seusai bertemu Menperin kemarin, mengatakan Nanning Co Ltd akan memasok kebutuhan peralatan produksi untuk sembilan pabrik tersebut terutama pengadaan mesin dan aneka komponen pendukung.

`Tujuan kami mengajak mereka adalah untuk menekan biaya investasi. Kami harus bisa mendapatkan suplai komponen dari negara pemasok yang lebih murah. Siapa lagi kalau bukan China,` kata Natsir.

Proyek ini, katanya, akan berlangsung selama 5 tahun dengan prioritas pembangunan pabrik di luar Jawa a.l. Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Papua.

`Yang sudah siap dibangun adalah pabrik di [kabupaten] Maros, Sulawesi Selatan, dan Garut, Jawa Barat. Setelah itu menyusul Kalimantan Barat,` papar Natsir.

Narno, General Manager Divisi Engineering Procurement & Construction PT Barata, menyatakan pihaknya akan mengkombinasikan rancangan mesin pengolahan tebu dengan Nanning Co.

Menurutnya, sebagian mesin beserta komponennya terpaksa masih harus diimpor, sehingga biaya produksi kemungkinan akan bertambah. `Di sinilah perlunya dukungan pemerintah terutama dalam keringanan pajak impor,` katanya.

Menanggapi hal tersebut, Menperin Fahmi Idris memberi sinyal positif berupa dukungan insentif fiskal serta nonfiskal berupa pengembangan infrastruktur.

`Yang penting pabrik gula itu untuk memproduksi gula tebu bukan hanya gula rafinasi yang orientasi bahan bakunya impor,` katanya.
Sumber: Bisnis Indonesia