KPBN News

Margin pedagang gula capai 35%

Kenaikan harga gula di awal Juli ini telah membengkakkan margin distribusi pedagang menjadi 20%-35%, dari kisaran wajarnya yang hanya 12,5%. Pemerintah belum tahu apa persisnya penyebab 'kejutan' kenaikan harga gula itu.
Margin distribusi 20%-35% itu, atau senilai Rp1.040 - Rp1.800 per kg, diperoleh karena harga lelang gula di rantai pertama masih di kisaran Rp5.200 per kg, sementara harga di pasar akhir seperti di Jakarta sudah mencapai Rp6.240 per kg dan di Medan Rp7.000 per kg.

Direktur Bina Pasar dan Distribusi Departemen Perdagangan Gunaryo mengatakan di luar terganggunya distribusi akibat bencana alam, di awal Juli ini hampir tidak ada kemungkinan yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga gula.

`Kalau pedagang menahan stok tidak mungkin, produksi melimpah. Kalau gara-gara gula rafinasi ditarik per 30 Juni, volumenya kecil. Kalau pabrikan menahan stok karena harga lelangnya murah, juga kelihatan tidak. Kami akan kaji ini,` ujarnya di Jakarta, kemarin.

Informasi yang diperoleh Bisnis dari sekretariat Dewan Gula Indonesia (DGI) menunjukkan hingga 30 Juni realisasi produksi gula di musim giling tahun ini telah mencapai 749.490 ton, dengan rerata kenaikan rendemen 0,1%, dari 7,2% tahun lalu menjadi 7,3% tahun ini.

Rendemen (kadar gula dalam tebu) itu pun masih mungkin bertambah jika musim kering terus berlanjut hingga September. Faktor ini belum ditambah kontribusi lahan perkebunan yang dikelola pabrikan, yang rendemennya ditimbang mencapai 8%-9%.

Untuk gula rafinasi, yang dipasok ke pasar mulai Maret dengan volume pertama 25.000 ton untuk mengganti pasok gula impor Bulog yang gagal. Dan per 30 Juni, kata Gunaryo, Depdag sudah tak lagi memberikan izin mengantarpulaukan gula rafinasi.

Dengan serangkaian fakta itu, Gunaryo menduga, kenaikan harga gula yang terjadi sekarang hanyalah anomali yang diakibatkan aksi spekulasi pedagang. `Hal seperti ini dulu-dulu juga terjadi. Tapi kuat dugaan saya ini fenomena sesaat,` tambahnya.

Secara keseluruhan, harga rerata eceran gula di Jawa dan Bali, di enam ibu kota provinsi, hingga pekan pertama Juli ini mencapai Rp6.020 per kg. 'Rendah'-nya harga ini tertolong oleh harga gula di Surabaya Rp5.757 per kg.

Adapun 'harga yang diinginkan' Mendag di tingkat eceran di Jawa adalah Rp6.000 per kg. Tapi di luar Jawa, 'harga yang diinginkan' Mendag Rp6.200 per kg.
Sumber: Bisnis Indonesia