KPBN News

Tradewinds incar 20.000 ha kebun sawit

JAKARTA: Tradewinds Plantation Bhd, perusahaan perkebunan asal Malaysia, menyiapkan dana investasi Rp240 miliar guna memiliki 20.000 hektare perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Direktur Pelaksana Tradewinds, Radzuan A. Rahman mengungkapkan kini pihaknya tengah melakukan uji tuntas. Terutama tentang daerah yang akan dijadikan lahan perkebunan sawit tersebut.
`Kami perkirakan due deligince itu akan kami selesaikan awal tahun depan,` ujarnya usai official launching of Tradewinds Plantation di Kuala Lumpur seperti dikutip dari The Edge Daily edisi online, pekan lalu.
Tradewinds Plantation merupakan perusahaan hasil merger antara Tradewinds Malaysia Bhd dengan Johor Tenggara Oil Palm Bhd.
Perusahaan itu terdatar di papan utama (the Main Board) Bursa Malaysia sejak 15 Maret. Ini merupakan perusahaan perkebunan terbesar kelima di Malaysia. Luas lahannya yang dimiliki 126.980 hektare dan yang sudah ditanami 59% atau 75.353 ha.
Walaupun Tradewinds Plantation dan beberapa patnernya di Indonesia sudah memiliki kebun sekitar 6.000 hektare, Radzuan mengatakan, perusahaannya menginginkan lahan sendiri. Kini perusahaan itu memfokuskan untuk mengoperasikan sektor hulu (upstream).
Langkah itu akan menjadi bagian upaya perusahaan untuk menekan biaya operasional hingga 2010 secara keseluruhan. Yakni dari RM710 per ton pada 2010 dari RM840 per ton.
Menurut dia, produksi tandan buah segara (TBS) perusahaan tersebut tahun ini diperkirakan akan mencapai satu juta ton.
`30% Dari lahan yang ditanami, setengah di antaranya sudah dewasa. Itu hebat sekali dan berpotensi untuk berproduksi pada tahun depan, kendati tidak ada ekspansi.` Dari tanaman yang dinilai isudah berusai dewasa, 46% sudah berusia delapan tahun, sedangkan 41% berusia di atas itu sekitar delapan hingga 18 tahun.
Sebelumnya, TH Plantations Bhd, Malaysia, dan rekanannya sebuah perusahaan yang berbasis di China, akan berpatungan untuk menginvestasikan modal US$15 juta untuk membeli dan mengoperasikan kilang minyak sawit di Indonesia, tulis New Straits Times mengutip Direktur Pelaksana TH, Rashidi Omar
Sumber: Bisnis Indonesia.